Page 79 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 79

Antologi Cerpen Remaja


     masker saat bekerja sebagai pandai besi.
             Aku harus selalu mengingatkan bapak untuk berhenti
     merokok sama sekali.  Aku tidak  mau  kehilangan  bapak.
     Bagaimana tidak, aku hanya tiiiggal berdua dengan bapak di
     rumah ini.  Dan aku  harus  menjaga  bapak seperti  bapak
     menjagaku sewaktu aku kanak-kanak. Aku beranjak membawa
      mimpi yang semakin suny i oleh malam.






             "Jadi, di  sinilah  tempatnya, Pak. Cukup strategis,
      bukan?"
             "Ya, ya. Bagus. Sangat sti'ategis. Kalau begitu tolong urus
     surat-suratnya dan saya akan menyuruh pekerja-pekerja saya
      untuk mengerjakannya secepatnya. Terima kasih, Pak." Orang
      bertubuh tegap berdasi itu menjabat tangan Pak Lurah dengan
     senyum lebarnya, kemudian masuk ke dalam mobilnya dengan
     langkah-langkah berwibawa.
             Aku tak sengaja  mendengar percakapan itu  di sela
      bisingnya suara besi. Kemudian pandanganku tertuju pada Pak
      Lurah yang sedang berbicara kepada seseorang yang berada di
      seberang  telepon. Sesekali  ia  mengangguk-anggukkan
      kepalanya dengan senang.
             Mungkin di tanah lapang yang ada di depan industri
     "Sembada" ini akan didirikan bangunan. Mungkin sebuah kios
      atau toko seperti yang sedang marak dibangun akhir-akhir ini.
      Dalam hati aku tersenyum. Semoga saja dibangun kios atau toko
      supaya aku bisa lebih dekat jika ingin membeli kebutuhan sehari-


      72
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84