Page 78 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 78

BAOANfiAHASA


            padahal  kondisi  kesehatan  bapak  mulai  merap'uT
            memutuskan untuk menunda kuliahku sampai beberapa tahun
           dan membantu bapak bekeija dan mengelola industri itu yang

           ka mi beri nama "Sembada".
                   "Jaka, jangan melamun! Nantl besinya terlalu lembek!"
           teguran itxi menyadarkanku dari lamunan. Cekatan, taiiganku

            memindahkan  besi-besi  itu  dari  tungku  pemanas dan
           membentuknya dengan hati-hati. Aku mulai menyukai dan
           menikmati pekerjaan irii. Pekerjaan yang menempa ketekunan
           dan kesabaran. Pantas saja bapak selalu sabar dalam hal apa pun
           karena ia sudah terbiasa bekerja dengan kesabaran seperti ini.
                   Langit di senja  hari  meronakan cakrawala. Melepas
           segala penat yang mengekor. Namun, bagiku penat itu tak
           seutuhnya lepas dan menghilang. Ia masih saja setia melekat
           dibenakku.
                  "Jaka, bagaimana, lancar pekeijaanmu?" tanya bapak
           terbatuk-batuk.
                  "Alhamdulillah, lancar.  Hari ini  banyak  mendapat
           pesanan, Pak." Aku mendekati ranjang, menyelimuti bapak dan
           memijit kaki kurus bapak dengaii prihatin.
                  Sebenarnya bapak masih muda, belum lagi setengah
           abad. Namun ia terlihat seperti berusia enam puluhan. Itu karena
           bapak tidak bisa menghentikan kebiasaannya merokok. Padahal
           sudah berulang kali aku mencoba mengingatkamiya, apalagi
           lingkungan  kerja  bapak  yang  memungkinkan penyakitnya
           makin parah. Bapak tidak pernah menghiraukannya meski aku
           tak lelah menyinggung hal ini. Namun, sejak tiga bulan ini aku
           berhasil meyakinkan para perkerja akan pentingnya memakai


           Sepercik Dcimai hiaigu Api Kebidupcin.... (Swaiinda 'lyaskycsti, SMAN 7 Pufworejo)   71
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83