Page 76 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 76

senang melihatnya. Tanpa pikir panjang aku menibawa ibu ke
           tepi jalan dan ibu mencoba becak yang ku berikan. Baru kali ini ku
            melihat raut vvajah ibu begitu sempurna. Simpul-simpul syaraf
           begitu  jelas  turlihat  saat ibu  menyeringai  bahagia. Gurat-
           guratnya seperti tak nampak termakan oleh cerahnya cahaya.
           Begitu  seterusnya  hingga  tiba-tiba  mobil  menabrak  dari
           belakang. Seketika  becak  tersungkur dan wanita tua  yang
           mengendarainya pun ikur tersungkur lemah terseret ban mobil
           yang hampir menindasnya. Terpental. Darah tersirat ke mana-
           mana. Hingga ku tak tahu en tab di maiia ibu sekarang.
                  "Ibu... Ibu....!!!" teriakku pada ibu.
                  Harusnya dari awal ku pinjamkan sejenak sayap-sayap
           putihku padamu ibu. Agar tetap bisa terbang menggapai langit.
































           Men^itpai hangil.... (I'inkan Kurnia, SM.AN Scmarang)       69
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81