Page 81 - Menggapai langit, Antologi Cerpen Remaja (2008)
P. 81

Antologi Cerpen Retnaja


     memberanikan diri datang ke rumah Pak Lurah sore itu.
            "Behak Jaka. Ada seorang pengusaha sekaligus direktur
     sebuah perusahaan penting yang bersedia membayar tanah itu
     dua kali lipat untuk membangun sebuah pom bensin. Itu akan
     sangat menguntungkan desa kita, Jaka."
             "Menguntungkan desa kita? Maaf, Pak Lurah, saya rasa
     itu hanya akan menguntungkan pribadi pengusaha itu. Jika
     benar dia itu berani membayar mahal, tapi akibahaya fatal bahkan
     akan lebih mahal dari harga tanah itu, yaitu nyawa. Apa Bapak
     tidak menyadari bahaya yang akan ditimbulkan jika pom bensin
     itu dibangun? Itu bisa menimbulkan kebakaran, Pak."
             "Bila terjadi kebakaran, itu bukankareiia ada pom bensin,
     tapi karena kecerobohan. Sudahlah, ini kesempatan bagus untuk
      menambah inventasi desa kita. Nanti keluargamu juga mendapat
     bantuan untuk memperbaiki rumah. Saya tahu, sudah lama
     kamu ingin memperbaikinya. Pokoknya saya jamin, kehidupan
      masyarakat desa kita ini akan makmur dan kita akan bisa
      memajukaii pembaiigunan di segala bidang."
             "Tapi, Pak. Kalau kebakaran itu benar-benar teijadi,
      bagaimana  nasib  pekeija-pekerja  industri "Sembada" yang
      kebanyakan  berasal  dari  keluarga  yang  tidak  mampu?
      Bagaimana juga nasib penduduk yang rumahnya ikut terbakar?"
             "Jaka, Jaka.. .Kamu ini terlalu banyak menonton sinetron.
      Tenang saja, semuanya akan  aman. Segala  resiko  sudah
      dipertimbangkanpenyelesaiamnya."
             Pak Lurah menepuk bahuku dan kemudian melirik jam
      di pergelangan tangan kirinya, "Oh, maaf, Jaka. Sore ini saya ada
      undangaii rapat  di kecamatan," katanya  seraya  beranjak.


      74
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86