Page 20 - E-modul Produksi Pengolahan Komoditas Perkebunan dan Herbal
P. 20
Plaat oven
Pengeringan sistem ini menggunakan dapur pengeringan setinggi 1 m dan diatasnya
ditempatkan besi plat yang berlubang-lubang. Dapur pengering tersebut dibuatkan cerobong asap
sehingga ketika pengeringan asap akan keluar melalui cerobong dan panas keluar melalui plat besi
tersebut. Pengeringan dilakukan hingga menghasilkan kopra yang memiliki kadar air 5-7%.
b. Pengendalian Mutu Kopra
Selama proses pembuatan kopra, perlu dilakukan dilakukan pengendalian proses untuk
menghasilkan mutu kopra yang baik. Pengendalian proses dalam pembuatan kopra harus
memperhatikan beberapa faktor antara lain:
Waktu pengeringan
Kopra harus segera dikeringkan agar daging buah kelapa tidak rusak akibat terserang jamur
Suhu pengeringan
Suhu pengeringan selama proses pengeringan harus tepat agar tidak terjadi penyimpangan
hasil kopra. Penggunaan suhu yang terlalu rendah akan menyebabkan daging buah kelapa mudah
terserang jamur, sedangkan jika terlalu tinggi akan mengakibatkan case hardening dimana bagian
luar daging kelapa kering namun bagian dalam belum kering.
Kadar air kopra
Kopra yang masih terlalu tinggi kadar airnya dapat mengakibatkan kandungan asam lemak
selama proses penyimpanannya. Selain itu juga kadar air yang tinggi akan memudahkan kopra
terserang jamur misalnya Aspergillus flavus, Rhizopus nigricans dan lain-lain.
c. Standar Mutu Kopra
Kopra merupakan bahan baku pembuatan minyak sehingga mutu kopra akan mempengaruhi
mutu minyak yang dihasilkan. Mutu kopra dinilai dengan memperhatikan aspek fisik, kimia dan
nutrisinya. Beberapa perusahaan minyak sebagai pengguna kopra umumnya hanya menggunakan
beberapa faktor saja sebagai penentu kualitas. Penentu kualitas kopra disajikan pada tabel berikut: