Page 25 - Lolotabang dan Biuqbiuq
P. 25

“Baiklah, jika tekadmu sudah sangat bulat, kami tidak akan

            menahan keinginanmu itu.” akhirnya sesepuh desa buka suara.

                    Kemudian setelah merasa cukup beristirahat, Biuqbiuq
            mempersiapkan perjalanannya mencari Lolotabang.  Tetangga-
            tetangganya ikut membantu membuatkan makanan sebagai bekal
            selama dalam perjalanan. Sesepuh desa memberikan tunas pohon
            pisang kepada Biuqbiuq yang dibungkus dengan sehelai kain
            putih.

                    “Ini adalah tunas pohon pisang ajaib,” tutur sesepuh desa.
            “Tanamlah tunas pohon pisang ini di dalam tanah saat kau merasa
            segala  usahamu belum  membuahkan hasil. Mudah-mudahan

            Tuhan membantumu, Cucuku,” tambahnya.

                    Mereka melepas kepergian gadis  itu dengan setumpuk
            doa dan harapan  agar Tuhan Yang  Maha  Esa melindungi dan
            memberkati usahanya.

                    Setelah berpamitan  dengan  para tetangga dan sesepuh
            desa,  Biuqbiuq melangkah meninggalkan rumahnya. Ia menuju

            ke utara seperti petunjuk sesepuh desa. Ia mengamati jejak-jejak
            di tanah untuk mengikuti kereta  kuda Tuan  Bangsawan.  Tiba-
            tiba ia melihat suatu keganjilan. Beberapa ekor ayam dan burung
            mematuk-matuk biji padi yang tercecer di sepanjang jalan yang
            terdapat  jejak kereta kuda itu. Semakin ditelusuri, Biuqbiuq
            semakin  yakin  bahwa  biji-biji  padi itu  merupakan  petunjuk
            menuju istana Tuan Bangsawan.

                    Bibirnya menyunggingkan  senyum sangat  lebar  penuh
            kebahagiaan.



                                         19
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30