Page 30 - Lolotabang dan Biuqbiuq
P. 30

Rupanya Tuan Bangsawan dapat membaca kekhawatiran

            yang terpancar di mata gadis itu. Diam-diam Biuqbiuq bernapas
            lega mendengarnya.

                    “Tetapi, saya mendengar kakak saya menangis...”

                    Belum  sempat Biuqbiuq menyelesaikan ucapannya,
            Lolotabang  menghambur  dari dalam  istana.  Ternyata  ia  telah
            mendengar kedatangan adiknya itu.


                    “Adikku!” jerit Lolotabang sambil berlari ke arah Biuqbiuq.
            Akan tetapi, Tuan  Bangsawan dengan tangkas menyergap
            tubuhnya. Lolotabang menangis keras di balik tubuh tinggi besar
            Tuan Bangsawan.

                    Biuqbiuq  menjadi lemas.  Hati  Biuqbiuq  hancur
            menyaksikan penderitaan yang dialami kakaknya itu. Sementara
            itu,  Lolotabang  menangis semakin histeris.  Ia  menangisi
            ketidakberdayaannya melawan kehendak Tuan Bangsawan untuk
            menikah dengannya. Ia juga meratapi perpisahannya dengan adik
            satu-satunya yang sangat dicintainya itu. Mereka telah ditakdirkan

            bersama, seperti pohon dengan akarnya. Apabila akar dipotong
            dari batangnya, batang pohon itu akan menjadi mati. Ia merasa
            jiwanya telah mati ketika dipisahkan dengan adiknya secara paksa.

                    “Tuan,  tolong izinkan saya bertemu adik saya!” ucap
            Lolotabang di sela-sela tangisnya.

                    “Pengawal! Kurung gadis  ini di  kolong istana!”  perintah
            Tuan  Bangsawan  tanpa  menghiraukan  Lolotabang. Ia  lalu






                                         24
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35