Page 46 - Lolotabang dan Biuqbiuq
P. 46

Lolotabang  tertawa halus.  “Menyeramkan  bagaimana?”

            tanyanya.

                    “Mungkin saja ada ular atau binatang air yang berbahaya
            bersembunyi di bawah sana,” ucap si dayang. Ia bergidik takut.

                    “Jangan berlebihan,” ujar Lolotabang. “Itu hanya dugaanmu
            saja.”


                    Lalu  tanpa  menunggu  lagi  ia  mengambil  napas  dalam
            dan langsung menyelam ke telaga. Para dayangnya tidak berani
            mencegah. Mereka menunggu di pinggir telaga dengan gelisah.

                    Lolotabang  sengaja menyelam ke  dasar  telaga. Rupanya
            ia berencana  untuk  kabur  dari pengawasan  para  dayang  dan
            pengawal. Telaga itu ternyata sangat dalam dan makin lama makin
            gelap. Ia kesulitan melihat keadaan sekitarnya.

                    Tiba-tiba  kakinya  terbelit. Ia  mengira  kakinya  terjerat
            akar tanaman yang tumbuh di dasar telaga. Akan tetapi, sesuatu

            yang membelit kakinya itu seperti berusaha menarik tubuhnya.
            Ia meronta-ronta, berjuang melepaskan diri dari benda yang kini
            semakin kuat mencengkeram kakinya. Namun, kekuatan benda itu
            lebih besar darinya. Lolotabang kehabisan napas. Ia merasakan
            pusing yang luar biasa ketika air telaga mulai masuk ke hidung
            dan mulutnya. Akhirnya ia tak sadarkan diri. Tubuhnya terayun-
            ayun di dasar telaga.

                    Lolotabang  membuka mataya. Pandangannya kabur,
            tetapi ia masih dapat menangkap sosok bayangan yang berdiri di
            sampingnya. Lolotabang  mengerjap-ngerjapkan mata  berusaha




                                         40
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51