Page 25 - 2012 STL CTL Berpikir Kritis
P. 25
22
pembelajaran hendaknya didesain sehingga memungkinkan peserta didik dapat
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Kondisi eksternal antara lain
bertujuan untuk merangsang ingatan peserta didik, penginformasian tujuan
pembelajaran, membimbing belajar materi yang baru, memberikan kesempatan
kepada peserta didik menghubungkan dengan informasi yang baru.
Dahar (1989: 21) menggolongkan teori belajar ke dalam dua golongan
besar, yaitu teori behavioristic dan teori belajar Gestalt-Feald atau teori konektif.
Model konstruktivisme merupakan penjelasan tentang bagaimana peserta didik
belajar (learn how to learn) melalui pendekatan STS. Pendekatan STS sejajar
dengan penerapan konstruktivisme dalam pembelajaran (Yager, 1992: 20).
Konstruktivisme sebenarnya sangat memperhatikan gagasan awal yang telah
dimiliki oleh peserta didik sebelum membahas materi baru, dan mempedulikan
cara pengetahuan itu disusun di dalam struktur kognitif peserta didik.
Bodner (Dahar, 1989: 159) menyatakan Piaget merupakan konstrutifis
pertama, karena penelitiannya tentang bagaimana anak-anak memperoleh
pengetahuan. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa pengetahuan itu
dibangun dalam pikiran anak. Setiap anak harus membangun sendiri informasi
yang diperoleh dari lingkungannya dengan cara mengkonstruksinya.
Prinsip yang paling umum dan paling esensial yang dapat diturunkan dari
konstruktivisme dalam merancang suatu pembelajaran adalah anak-anak banyak
memperoleh pengetahuan di luar kelas. Pemberian pengalaman belajar yang
beragam memberikan kesempatan peserta didik untuk mengelaborasikannya.
Mmenurut Yager (1992: 16) penerapan konstruktivisme dalam
pembelajaran berarti menempatkan peserta didik pada posisi sentral dalam
keseluruhana program pembelajaran. Pendekatan STS sanagat memperhatikan

