Page 26 - 2012 STL CTL Berpikir Kritis
P. 26
23
hal-hal tersebut, bahkan memberikan kesempatan kepada peserta didik sebagai
pengambil keputusan di samping pada kesadaran pengembangan karir.
Bagi kaum konstruktivis, pembelajaran efektif menghendaki agar pendidik
mengetahui bagaimana peserta didik memandang fenomena yang menjadi subjek
pembelajaran. Pembelajaran kemudian dikembangkan dari gagasan yang telah ada
dan berakhir pada gagasan yang telah mengalami penguatan dan modifikasi.
Ausuble (Osborne, 1985: 82) mengemukakan “the most important single factor
influencing learning is what the learner already knows, ascertain this and teach
him accordingly”. Faktor tunggal dan penting yang mempengaruhi belajar adalah
hal-hal yang telah diketahui, dan dalam pembelajaran bertitik tolaklah pada hal-
hal yang telah diketahui itu.
Yager (1992: 15) mengajukan empat tahap strategi pembelajaran dengan
memperhatikan konstruktivisme. Pertama, invitasi meliputi: mengamati hal-hal
menarik di sekitar dan mengajukan pertanyaan. Kedua, Eksplorasi meliputi:
sumbang saran alternative yang sesuai dengan informasi yang akan dicari,
mengobservasi venomena khusus, mengumpulkan data, pemecahan masalah, dan
analisis data. Ketiga, pengajuan penjelasan dan solusi meliputi: penyampaian
gagasan, menyusun model, membuat penjelasan baru, membuat solusi,
memadukan solusi dengan teori dan pengalaman. Keempat, menentukan langkah
meliputi: membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan,
berbagi informasi dan gagasan, dan mengajukan pertanyaan lanjutan. Hal-hal
tersebut diterapkan dalam pendekatan STS.
Pendekatan STS dapat dikatakan sebagai upaya mendekatkan peserta didik
dengan objek yang dibahas. Pengajaran yang menjadikan benda yang dibahas
secara langsung dihadapkan ke peserta didik disebut sebagai onstention (Barnes,