Page 78 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 78
sanadnya, siapa perawinya, dimana tingkat keabsahannya dan
lain-lain. Sedangkan pepatah sebagai dalil adat, ya seperti tadi,
Nampak biasa, serba teselubung. Untuk mengungkapnya
kepermukaan perlu penalaran dan logika. Tanpa nalar takkan
ditemui kandungan substansinya Sulit? Ya sulit! tapi bagi orang
Minang yang diajarkan karifan lokal. Sangat mudah
memahami.
E. SIMBOL ADAT
Setiap organisasi, paguyuban atau daerah pemerintahan
punya simbol. Begitupun Adat Minangkabau ada simbolnya
benama carano. Kata carano mungkin berasal dari bahasa
sanskerta yaitu: sarana. Artinya alat kelengkapan boleh juga
diartikan dengan tempat. Dia adalah wadah tempat sirih
selengkapnya, terbuat dari bahan perunggu berukir.
Bentuknya cembung seperti piring berkaki.
Orang Melayu mengatakannya “tepak”. Carano hanya
dihidangkan pada saat upacara adat yang sakral saja, selain itu
tidak dibenarkan. yaitu:
1. Pada upacara yang bersifat silaturahim
2. Disaat mengajukan permohonan
3. Dalam mediasi (sidang) perdamaian
4. Mengundangkan Adat Salingka Nagari
1. Simbol Silaturahim
Carano adalah lambang silaturahim, sebuah pertemuan
antar kaum, puak atau golongan haruslah mempersiapkan
carano berisi sirih pinang. Pihak tamu membawa carano, tuan
rumahpun menunggu dengan carano. Sebelum memulai acara
inti, para hadirin makan sirih bersama. Itulah lambang
kesepahaman. Suasananya cair penuh persahabatan.
Contohnya dalam baralek (kenduri).
Menyingkap Wajah 49
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya