Page 74 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 74

Kita sependapat bahwa tidak ada yang kekal di bumi ini.

                  Semua yang hidup akan mati, semuanya akan sirna. Awalnya
                  tiada kemudian ada akhirnya lenyap. Hanya Allah yang abadi.

                  Tentang pepatah adat “Indak lakang dek paneh, indak lapuak

                  dek hujan”, bukanlah menyatakan kalau adat Minangkabau itu
                  kekal selama-lamanya, tapi merupakan sebuah fatwa bahwa

                  adat  tak  akan  musnah  selama  dipakai  oleh  masyarakat
                  Minangkabau. Pesannya berbunyi: “Hidupkanlah adat dengan

                  mengamalkannya,  rawat  dan  awetkan  ia  agar  hidup  subur

                  bermanfaat”.  Pepatah  lain  mengatakan  “  kain  dipakai  usang,
                  adat dipakai lamo”.




                        2. Bid’ah dalam Adat
                        “Al  Qur-an  sebagai  pedoman  orang  Islam  membatasi,

                  siapa-siapa saja perempuan yang tidak boleh dikawini. Ada 13

                  orang,  antara  lain:  ibu,  nenek,  anak,  cucu,  kemanakan,
                  termasuk  para  janda  Rasulullah  SAW.  Tapi  ajaran  Adat

                  Minangkabau  menambah  jumlah  itu  dengan  perempuan

                  sepersukuan. Ini hukumnya bid’ah, bahwa bid’ah adalah sesat,
                  sesat adalah dosa, dosa adalah neraka. Dosa ini telah dilakukan

                  orang  Minang  turun  temurun  tanpa  teguran  dari  Alim

                  Ulamanya. Berarti beliau-beliau ikut masuk neraka. Bukankah
                  ini bentuk penghianatan terhadap Adat Basandi

                  Syarak, Syarak Basandi Kitabullah?”



                        Bandingan

                        Melarang  kawin  sesuku  bukalah  bid’ah  yang  dimaksud

                  dengan  bid’ah  ialah:  menambah-nambah  ajaran  islam  yang
                  berkaiatan  dengan  ibadah  khusus,  yaitu  amal  yang

                  berhubungan  langsung  dengan  Allah  secara  vertikal.

                  Prakteknya tidak boleh ditambah atau dikurangi sebagaimana







                                                         Menyingkap Wajah                      45
                                                         Minangkabau

                                                                      Paparan Adat dan
                                                                      Budaya
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79