Page 72 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 72
e. Sanksi hukuman menurut putusan sidang berdasarkkan
alua jo patuik. Maksudnya menjatuhkan hukuman dengan
kearifan sehingga tercapai keadilan hakiki. Undang-
Undangnya berbunyi: Mancancang Mamapeh Mambunuah
Mambangun.
Mamapeh artinya mengganti kepada si korban dengan
sejumlah kerugiannya. Mambangun bermakna Si pembunuh
wajib mengganti nyawa si korban dengan mengabdikan
dirinya selama hidup kepada keluarga korban.
Sekarang batas antara kedua mazhab itu sudah bias, sudah
tidak nampak perbedaan menyolok antara nagari-nagari
penganut paham Koto Piliang dan Bodi Caniago. Masing-
masing telah saling mempengaruhi, kecuali hanya tentang
pemakaian Penghulu Pucuak dan Pewarisan Panghulu saja.
Nuansa otokrasi sudah tidak kental lagi bahkan sudah
ditinggalkan. Sebaliknya banyak nagari bermazhab Bodi
Caniago memakai sistem Bajanjang Naiak Batanggo Turun
yang praktis dan terarah. Pantaslah sering terdengar pantun:
Pisang sikalek-kalek hutan
Pisang tambatu nan bagatah
Koto Piliang kami bukan Bodi
Caniago kami antah
D. HUJATAN PADA ADAT
Adalah hak siapa saja untuk bicara dan berpendapat
selama tidak merugikan orang lain. Batasnya adalah hukum
dan etika. Demikianlah timbulnya beberapa tanggapan senjang
terhadap keberadaan Adat Minangkabau, biar yang datang dari
luar atau dari dalam sendiri. Kadang-kadang kedengarannya
tendensius sehingga dirasakan sebagai ujaran kebencian.
Apapun itu harus dihormati pendapat orang. Tapi
Minangkabau juga punya hak untuk berpendapat lain.
Menyingkap Wajah 43
Minangkabau
Paparan Adat dan
Budaya