Page 71 - Buku Menyikapi Wajah Minangkabau
P. 71
a. Pewarisan Panghulunya dipergilirkan menurut jumlah
jurai dalam kaum, biasa juga disebut Nan Saparuik. Syaratnya
harus ditemukan figur yang punya kapasitas mungkin sarato
patuik. Mungkin karena memang jurainya dapat giliran, Patuik
artinya pantas, sudah memenuhi kriteria seorang pemimpin.
Seandainya tidak memenuhi persyaratan diatas harus
diberikan kepada jurai berikutnya.
Pepatahnya berbunyi:
Ramo-ramo Sikumbang jati
Katik endah pulang bakudo
Babaju guntiang basiba
Patah tumbuh hilang baganti
Pusako jawek dek nan mudo Cadiak
basalin gadang balega
b. Pegantian panghulunya tidak boleh tertunda sebab
banyak pilihan. Bagiannya tidak ada istilah balipek atau
batanam.
c. Teknik Balerong-nya bergonjong dan berlantai rata.
Bagian depannya tak berdinding, sebuah isyarat bahwa sidang
Ninik Mamak terbuka untuk umum, siapapun boleh mengikuti
dari luar. Ini lambang dari transparansi.
d. Panghulunya berhenti karena:
1) Meninggal dunia, istilahnya, mati batungkek budi
2) Karena uzur atau berhalangan tetap. Undangnya hiduik
bakarilahan atau mangulipah.
3) Baruntuah atau dimakzulkan, diberhentikan dengan
tidak hormat karena membuat kesalahan fatal yang merusak
citra Panghulu atau marwah adat.
4) Manyiliah: diganti karena hilang misterius atau
murtad.
42
Yus Dt. Parpatih