Page 14 - BUKU ARA
P. 14

Kiranya jelas bahwa :  N   B   Q   R

            Catatan :   ,  bukan bilangan real.

            Beberapa catatan bilangan asli

            Setiap bilangan genap yang lebh besar 2, dapat dinyatakan sebagai jumlah dari dua bilangan prima.

            Contoh :      4 = 2 + 2      10 = 3 + 7

                          6 = 3 + 3      12 = 5 + 7

                          8 = 3 + 5      24 = 11 + 13  dst

            Setiap bilangan komposit selalu dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan-bilangan prima secara
            tunggal, yaitu :
                                   k n
                   K   P . P   P .
                           .
                          n 2
                      n 1
                                  k
                     1
                         2
                   K = Bilangan komposisi  ;  P i = bilangan prima  ; n i = Bilangan asli
                   Contoh :
                                2
                      4    =  2                     15    =  3 . 5
                                                               4
                      6    =  2 . 3                 16    =  2
                                                                  2
                                3
                      8    =  2                     18    =  2 . 3
                                                               3 .  2
                      9    =  3 2                   72    =  2 3
                                                                  3
                                                               2
                      10  =  2 . 5                  540  =  2  .3 .
            Sifat sifat bilangan nol

            Bilangan  0 dalam bentuk pecahan muncul dalam 3 kasus :

                        0                   0
                                                                                       x
            Kasus (i)  :  , a  0 .   Misal     x .   , 0  karena  a  0 , maka haruslah    . 0
                                                   a
                                         x
                        a                   a
                            a
                              Jadi    0      a  R ,   0
                                            a
                            0
                       a                  a
            Kasus(ii):   ,   . 0 Misal  x    . x   a ,  berarti  0    a . Hal ini bertentangan dengan pengandaian
                                               0
                         a
                       0                  0
                               a
                                                                  a
            semula  a  . 0   Jadi    adalah “tak terdefenisi”, a  R ,   0
                               0
                         0                0                                                                    0
            Kasus(iii) :   . Misalkan  x      . 0 x    0 ,  berarti ruas kanan bernilai nol untuk     semua  x.  Jadi
                         0                0                                                                    0
            adalah “tidak tentu”




              9
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19