Page 50 - Linguistik Forensik
P. 50
3) Membandingkan antarsampel yang takbertuan/anonim, jika
tersedia lebih dari satu sampel;
4) Melakukan analisis sesuai kaidah ilmiah untuk analisis aspek
kebahasaan, misalnya analisis bunyi menggunakan analisis
fonetis, analisis morfologis menggunakan analisis untuk melihat
kecendrungan menggunakan bentuk morfem tertentu dan
seterusnya;
5) Menghubungkan dengan teori linguistik tertentu untuk memberi
penjelasan atas fakta bahasa itu;
6) Membuat interpretasi atas analisis tersebut, misalnya
menghubungkan analisis itu dengan daftar calon potensial yang
diduga menjadi pelaku tindak kejahatan.
2. Analisis Data dengan Tujuan Mengeksplanasi Jenis/Bentuk Tindak
Kejahatan Dilakukan
Jenis atau bentuk tindak kejahatan dilakukan dimaksudkan di
sini adalah menyangkut bentuk/wujud tindak kejahatan, seperti:
pembunuhan, penculikan, permintaan tebusan, penodaan/penistaan
agama dan lain-lain. Untuk keperluan ini, langkah-langkah analisis
dengan menerapkan metode padan baik yang intralingual maupun
ekstralingual, prinsipnya sama dengan penerapan metode tersebut
pada tujuan mengeksplanasi pelaku tindak kejahatan. Langkah-
langkah tersebut adalah berikut ini:
1) Menemukan satuan bahasa yang dapat menjadi titik masuk yang
dapat memberikan arah bagi penggambaran bentuk/wujud
tindak kejahatan yang dilakukan. Satuan bahasa itu, dapat
menyangkut aspek linguistik yang berbungan dengan linguistik
42