Page 126 - Buku 9
P. 126

umnya masih terbiasa menyebut galian tambang C.  Selama
            ini kewenangan mengatur dan mengurus mineral bukan log-
            am dan batuan (galian tambang C) berada di tangan bupati/
            walikota. Desa tidak berhak mengambil, apalagi mengatur
            dan mengurusnya,  sehingga banyak  desa menyampaikan
            tuntutan agar mempunyai hak untuk mengambil dan mem-
            produksi batu dan pasir untuk pendapatan desa.

               UU pertambangan mineral dan batubara tidak membu-
            ka ruang bagi masyarakat setempat  mengambilnya untuk
            keperluan membangun rumah rakyat dan fasilitas umum.
            Pemanfaatan atau pengambilan mineral bukan logam dan
            batuan diatur secara tegas dan ketat dalam PP No. 23/2010
            dengan skema eksplorasi dan produksi secara legal. PP ini
            mengatur tentang  pertambangan rakyat  (untuk mineral
            bukan  logam dan batuan) yang bersentuhan dengan desa
            dan masyarakat setempat. Bupati/walikota mempunyai ke-
            wenangan untuk mengatur Wilayah Pertambangan Rakyat
            (WPR) dan mengeluarkan Izin Pertambangan Rakyat (IPR)
            di  area  WPR. Pasal  47  menegaskan: “IPR diberikan oleh
            bupati/walikota  berdasarkan  permohonan yang diajukan
            oleh penduduk setempat, baik orang perseorangan maupun
            kelompok masyarakat dan/atau koperasi”. Dengan demiki-
            an, desa dan juga BUMDes, tidak mempunyai hak untuk ikut
            berbisnis tambang mineral bukan logam dan batuan. Dalam
            hal ini desa (kepala desa) mempunyai tugas  membantu,
            yakni mengeluarkan surat keterangan kepada pemohon IPR
            (perorangan, kelompok masyarakat maupun koperasi).






            IDE, MISI DAN SEMANGAT UU DESA                          125
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131