Page 21 - Buku 9
P. 21

Keempat,  perspektif  sektoral atas desa. K/L se-
           cara sektoral menempatkan sebagai hilir, lokasi dan obyek
           proyek. Ini  yang disebut dengan pendekatan mutilasi.
           Pendekatan ini melihat  secara liberal, yang memandang
           desa  sebagai masyarakat tanpa pemerintah  dan pemerin-
           tahan. Cara pandang ini yang melahirkan program-program
           pemberdayaan masuk ke desa dengan membawa Bantuan
           Langsung Masyarakat (BLM) yang diberikan kepada kelom-
           pok-kelompok masyarakat, seraya mengabaikan dan mem-
           inggirkan institusi desa.
              Keempat cara pandang itu tidak memiliki sebuah imaji-
           nasi tentang desa sebagai “negara kecil”. Desa bukan sekadar
           kampung halaman,  pemukiman  penduduk,  perkumpulan
           komunitas,  pemerintahan terendah  dan wilayah adminis-
           tratif semata. Desa laksana “negara kecil” yang mempunyai
           wilayah, kekuasaan, pemerintahan,   institusi  lokal, pen-
           duduk, rakyat, warga, masyarakat, tanah dan sumberdaya
           ekonomi.  Setiap orang  terikat  secara sosiometrik dengan
           masyarakat, institusi lokal dan pemerintah desa.

              Desa  selama  ini menjadi  arena kontestasi  perspektif,
           sikap dan tindakan empat cara pandang di atas. Kekuatan
           supradesa  (negara dan modal) sungguh  tidak mengakui
           dan menghormati “negara kecil” secara utuh. Keduanya
           menempatkan desa sebagai unit administratif, atau sebagai
           pemerintahan  semu, yang menjadi kepanjangan tangan
           negara. UU No. 5/1979 merupakan regulasi yang tidak me-
           nempatkan desa secara utuh sebagai kesatuan masyarakat
           hukum, melainkan desa sebagai unit administrasi pemerin-



           20                                          REGULASI BARU,DESA BARU
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26