Page 22 - Buku 9
P. 22

tahan terendah di bawah camat.  Desa antara lain bertugas
            mengeluarkan surat rekomendasi izin usaha yang dibutuh-
            kan oleh investor.
               Investor berkepentingan  terhadap  sumberdaya  agraria
            yang dekat dengan desa. Ada investor yang membawa izin
            dari menteri  maupun  kepala daerah, langsung  mengek-
            sekusi proyeknya tanpa menghiraukan institusi desa. Ada
            juga investor yang memeroleh rekomendasi izin dari kepala
            desa secara tertutup tanpa menghormati warga. Ada pula
            investor bernegosiasi  dengan sekelompok warga pemilik
            tanah tanpa menghiraukan institusi desa. Intervensi mod-
            al yang tidak merekognisi desa itulah yang sering mengh-
            adirkan konflik agraria dan marginalisasi terhadap entitas
            lokal. Setelah beroperasi, perusahaan menjalankan agenda
            tanggung  jawab sosial perusahaan (corporate social ress-
            ponsibility – CSR), yang tidak melihat desa dan melakukan
            rekognisi terhadap  desa  secara utuh,  melainkan meman-
            dang dan memperlakukan desa dengan tiga cara pandang:
            desa sebagai wilayah administratif dan unit pemerintahan,
            desa sebagai komunitas lokal dan desa sebagai lokasi proyek
            pembangunan.

               Apa yang dilakukan perusahaan sebenarnya meniru cara
            pandang dan tindakan pemerintah (negara) terhadap desa.
            Negara menghadapi  dilema  dalam memperlakukan desa.
            Di satu sisi negara-bangsa modern Indonesia berupaya
            melakukan  modernisasi-integrasi-korporatisasi terhadap
            entitas lokal ke dalam kontrol negara. Negara menerapkan
            hukum positif untuk mengatur setiap individu dan wilayah,



            IDE, MISI DAN SEMANGAT UU DESA                          21
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27