Page 26 - Buku 9
P. 26
kemudian tersatukan ke dalam satu pintu APBD. Namun
yang mengalir ke desa hanya berbentuk ADD. Sementara,
untuk aliran fiskal yang mengalir ke masyarakat (BLM) jus-
tru lebih banyak. BLM tersebut bersumber pada tiga pintu
yaitu melalui pintu; (1) Kementerian/Lembaga yang men-
galir ke SKPD dalam bentuk dana dekonsentrasi, Dana Tu-
gas Pembantuan (TP) dan dana vertikal yang mengalir ke
lembaga-lembaga vertikal pemerintahan. (2) Kementerian/
lembaga untuk program Nasional seperti PNPM, BOS dan
Jamkesmas. (3) subsidi untuk komoditi seperti pupuk, listr-
ik, BBM dan pangan.
Berbagai BLM yang masuk ke desa membuat desa men-
jadi pasar (outlet) proyek. Setiap proyek yang datang dari
Jakarta mempunyai rezim sendiri yang tidak menyatu pada
sistem pemerintahan, perencanaan dan keuangan desa.
Proses ini seringkali membuat hasil perencanaan warga
yang tertuang dalam RPJM Desa menjadi terabaikan. Na-
mun karena masyarakat desa terus membutuhkan pemban-
gunan maka tidak pernah ada anggapan bahwa proyek yang
datang ke desa tidak sesuai. Uang adalah berkah atau rezeki.
Mereka cerdik dalam membuat siasat lokal, termasuk siasat
mengintegrasikan PNPM Mandiri ke dalam perencanaan
desa. Pada awalnya PNPM melakukan perencanaan proyek
secara terpisah dengan mekanisme reguler yang telah ber-
langsung di desa, sehingga di desa ada dua perencanaan
pembangunan. Tetapi seiring banyaknya kritik yang masuk,
PNPM mulai merujuk dokumen perencanaan desa dan juga
ikut berproses dalam Musrenbang Desa. Tim manajemen
PNPM Mandiri juga melakukan koordinasi dengan pemer-
IDE, MISI DAN SEMANGAT UU DESA 25