Page 31 - Buku 9
P. 31

tas tetap rendah. Pemberdayaan masyarakat juga tidak ber-
           jalan dengan baik, yang bisa dilihat dari kenyataan bahwa
           hampir tidak ada proyek PNPM yang bersesuaian dengan
           kebutuhan utama warga miskin.




           Basis Penghidupan, Basis Kehidupan
              Ketika  pembahasan naskah  akademik RUU  Desa  ber-
           langsung di Kota Solo, Juli 2007, Dr. R. Siti Zuhro menyam-
           paikan sebuah pertanyaan fundamental: “Apa sebenarnya
           hakekat desa?” Jika pertanyaan ini dilanjutkan pada level
           yang lebih rendah, ada pertanyaan: apa makna dan man-
           faat desa bagi rakyat. Pertanyaan itu kami katakan sebagai
           sebuah kerisauan yang menentang, sebab selama ini desa
           tidak lebih hanya sebagai tempat bermukim penduduk dan
           bahkan hanya sebagai  wilayah  administratif  yang  tidak
           memiliki makna bagi rakyat.

              Lebih dari itu, terlalu  banyak  orang yang memandang
           desa dengan sebelah mata, meskipun secara personal mer-
           eka begitu bangga berasal dari  desa. Dr.  Made Suwandi,
           ketika masih menjabat eselon  II  di Kemendagri  berujar:
           “Otonomi desa  ini mengganggu  otonomi daerah. Kalau
           pembangunan  daerah dan pelayanan  publik bisa menjadi
           lebih baik, untuk apa ada otonomi desa”. Peneliti LIPI, Prof.
           Tri Ratnawati, dalam berbagai kesempatan berujar: “Saya
           tidak setuju dengan otonomi desa, sebab sudah banyak pe-
           nelitian termasuk penelitian saya menunjukkan bahwa desa
           dikuasai oleh sehelintir elite”. Ungkapan serupa juga disam-
           paikan  Dr. Alexander Irwan, Program Officer Ford Foun-


           30                                          REGULASI BARU,DESA BARU
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36