Page 33 - Buku 9
P. 33

(Bank Dunia, Justice for Poor, 2007). Pengalaman ini yang
           menjadi salah satu ilham bagi Suhardi Suryadi dan Widodo
           Dwi Saputro (2007) menggagas dan mempromosikan balai
           mediasi desa, sebagai salah satu alternatif yang paling layak
           untuk  melibatkan masyarakat dalam  proses  penyelesaian
           sengketa di luar pengadilan. Gagasan tentang community
           justice sytem berbasis desa  ini memang berasalan karena
           sejarah telah  membuktikan  bahwa desa/masyarakat adat
           memiliki akar sosial-budaya yang secara adil menyelesaikan
           sengketa secara lokal. Di Desa Panggungharjo Bantul, sam-
           pai sekarang masih tetap menggunakan kearifan lokal un-
           tuk menyelesaikan sengketa keluarga maupun antarwarga.
           “Penyelesaian sengketa dengan kearifan lokal tetap menja-
           ga keutuhan hubungan keluarga, berbeda dengan penyele-
           saikan di pengadilan”, demikian ungkap Wahyudi Anggoro,
           Lurah Desa Panggungharjo, Bantul.



           Asas Baru, Kedudukan Baru

              Kedudukan  (posisi)  desa  dalam bangunan besar ta-
           tanegara Indonesia, sekaligus  relasi antara negara, desa
           dan warga merupakan jantung persoalan UU Desa. Ketika
           pembahasan RUU Desa oleh pemerintah dan DPR dimulai
           pada bulan Januari 2013, Ketua Panja Akhmad Muqowam
           menyampaikan pertanyaan kritis kepada pemerintah: “Apa
           paradigma kita tentang kedudukan desa serta hubungan
           antara negara dengan  desa?”  Paradigma,  atau asas, yang
           mengkonstruksi hubungan negara dan desa sebenarnya su-
           dah tertuang secara eksplisit dalam naskah akademik, yakni


           32                                          REGULASI BARU,DESA BARU
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38