Page 35 - Buku 9
P. 35

mun pada tahun 2007 saya belum memunculkan asas lain
           yang menggantikan desentralisasi.
              Ibnu Tricahyo, Sadu Wasistiono, Yando Zakaria, Robert
           Lawang maupun  AMAN menegaskan  konsep  pengakuan
           yang sudah tertuang dalam konstitusi untuk menggantikan
           desentralisasi, sebagai asas yang tepat untuk meletakkan ke-
           satuan masyarakat hukum adat atau desa atau yang disebut
           dengan nama lain. Yando Zakaria dan AMAN secara tegas
           mengemukakan konsep rekognisi, meskupun AMAN emoh
           pada desa, sementara Yando menerima desa, atau yang dise-
           but nama lain, sebagai bentuk kesatuan masyarakat hukum
           adat. Empat orang dan satu institusi itu memang tidak ter-
           libat langsung dan intensif dalam penyusunan RUU Desa,
           tetapi kami bisa menangkap gagasan mereka melalui berb-
           agai diskusi,  dan kemudian kolega saya,  AA GN Ari  Dwi-
           payana  yang  mengambil  rekognisi  (pengakuan  dan peng-
           hormatan) ke dalam naskah akademik RUU  Desa, 2007.
           Sedangkan saya sendiri memasukkan konsep subsidiaritas
           sebagai asas baru yang melengkapi asas rekognisi.

              Meskipun rekognisi sudah dituangkan dalam naskah ak-
           ademik sebagai asas untuk menempatkan kedudukan desa
           yang  berbeda dengan  kedudukan  daerah, namun asas  itu
           belum  dipahami dan dielaborasi dengan baik oleh  kalan-
           gan pemerintah pada naskah RUU Desa yang muncul pada
           bulan September 2007. Bahkan asas rekognisi yang men-
           gacu pada Pasal 18 B ayat 2 itu belum tampak jelas pada
           naskah RUU Desa yang disodorkan oleh pemerintah kepada
           DPR pada awal 2012. Pemerintah lebih cocok menggunakan



           34                                          REGULASI BARU,DESA BARU
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40