Page 13 - 1130-SMP-Ratna-Komala-dan-Rumbia-Ajaib-Sj-Fiks
P. 13

Pagi itu udara cerah, secerah hati Putri Ratna  Komala

            yang sedang mandi di pancuran. Karena tidak sabar menunggu,
            Johan Syah menyusul ke pemandian dan menggoda. Ujar Ratna
            Komala,  “Emban,  siapa yang melempar kerikil ini, ya?”  Johan
            Syah tersenyum lalu  segera menjawab pertanyaan  adiknya,
            “Aku, kakakmu yang mengganggumu, cepatlah sedikit kita akan
            berbincang-bincang  sebentar!”  Mendengar  perkataan  kakaknya,
            Ratna Komala segera berbenah lalu menghampiri kakaknya.

                    Mereka bercakap-cakap dan bersenda gurau di taman sari.
            Gadis itu  bercerita tentang  kegiatannya  sehari-hari  di sanggar,
            terutama kegiatan mengaji yang ia sukai. Hingga siang hari Johan
            Syah belum berani menyatakan maksudnya. “Aku tak sampai hati,
            Paman.” seru pemuda itu.


                    “Aku juga memahami keadaan adikmu. Namun, aku juga
            tahu persoalanmu sebagai raja muda yang masih  bersemangat
            untuk menimba ilmu di luar istana.” Mereka berpisah dari ruang
            makan untuk salat zuhur.

                    Pada malam  harinya Raja Johan Syah kembali  menemui
            adiknya di ruang keputrian. Setelah berada di samping kakaknya
            Ratna Komala segera berkata. “Ada apa gerangan Kakanda sejak
            tadi pagi mencari hamba, rupanya ada sesuatu yang ingin Kanda
            bicarakan kepadaku?”


                    Raja  ingin segera menjawab dengan cepat pula,  tetapi
            Johan Syah kembali bungkam menghadapi adiknya, ia berupaya
            berterus  terang.  Setelah duduk di bebatuan,  ia berkata  sambil
            menggenggam jemari  adiknya. “Kakanda mohon  agar adik
            berpikir bijak, bukankah kita sudah beranjak dewasa dan Tuhan


                                          8
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18