Page 14 - 1130-SMP-Ratna-Komala-dan-Rumbia-Ajaib-Sj-Fiks
P. 14

telah  menakdirkan  kita  hidup tanpa  orang  tua?”  Ratna  Komala

            berdebar hatinya mendengar ucapan  kakaknya.  Johan Syah
            melanjutkan perkataannya dengan sangat berhati-hati.

                    “Adikku sayang, bukankah keadaan adik kini sudah lebih
            baik karena sudah mempunyai kawan banyak. Semua itu memang
            kakak sengaja agar adik dapat bergaul dan memperoleh manfaat
            dari pergaulan  itu.  Dinda dapat  membimbing  para  perempuan
            dan remaja agar mampu melestarikan pembuatan kain tenun dan
            berbagai pakaian adat, serta beberapa jenis kesenian di daerah kita
            seperti seni tari, seni suara, dan seni bela diri. Seiring dengan itu,
            kakak juga ingin mengembangkan ilmu pertanian dan peternakan
            seperti yang telah dirintis oleh ayah kita. Para petani di negeri ini
            layak berhasil dan hidup sejahtera dari budi daya pertanian.”


                    “Kakak  ingin merantau,  mencari bibit  unggul,  dan
            mempelajari  cara  beternak  yang  lebih  baik  lagi.  Izinkan  kakak
            pergi barang sebentar untuk mewujudkan keinginan itu!” Belum
            selesai baginda  berbicara, air mata  Ratna  Komala  sudah jatuh
            berlinang di pipinya.

                    Kakaknya segera memeluk gadis itu sambil berkata, “Boleh
            tidak? jika tidak boleh apa sebabnya, kakak ingin tahu.”


                    Ratna Komala yang cerdas itu segera menjawab, “Setahuku,
            Kakak belum pernah belajar ilmu kanuragan dan mengaji dengan
            baik,  hamba  khawatir Kakanda memperoleh kesulitan dalam
            perjalanan karena belum cakap berperang. Selama ini Kakak hanya
            bekerja di istana bersama paman perdana menteri,” demikian ujar
            Ratna yang pandai dan bijak.




                                          9
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19