Page 15 - 1130-SMP-Ratna-Komala-dan-Rumbia-Ajaib-Sj-Fiks
P. 15
Raja Johan Syah sejenak merenung membenarkan kata-
kata adiknya. “Namun, merantau tidak harus berbekal ilmu atau
kemahiran mengaji dengan baik,” pikirnya membantah pernyataan
adiknya.
Raja Johan Syah berujar, “Jika kepergian Kakak ditunda
karena belajar ilmu bela diri terlebih dahulu, kepentingan rakyat
akan tertunda. Lebih baik Kakak segera pergi dan sekembali
dari merantau baru Kakak belajar mengaji.” Johan Syah memang
kurang senang belajar ilmu bela diri.
Ratna Komala menjawab sambil menangis terisak “Tapi
bagaimana dengan aku, Kak, aku tidak mau ditinggal seorang diri
apa lagi kita baru berpisah dengan ayah ibu, sekarang aku akan
kehilangan Kakanda!”
Raja Johan Syah menghela napas sambil berkata lembut,
“Kakanda tidak bermaksud meninggalkan Adinda seorang diri,
bukankah paman dan bibi perdana menteri sudah kita anggap
orang tua kita sendiri. Engkau tidak sendiri, masih ada kawan-
kawanmu di sanggar, sedangkan kakanda mungkin hanya mengajak
tiga orang pengawal untuk teman di perjalanan.” Mendengar
penjelasan dan kemauan keras kakaknya, Ratna Komala akhirnya
merelakan kepergian Johan Syah.
Ratna Komala menganggap kakaknya terlalu lugu dalam
menilai kejahatan yang mungkin dilakukan orang di luar istana.
Gadis itu berpasrah diri kepada Tuhan dan mohon agar kakaknya
dalam lindungan-Nya. Perdana menteri dan istri juga tidak
terlepas dari kekhawatiran jika sang raja terkena petaka.
10