Page 20 - 1130-SMP-Ratna-Komala-dan-Rumbia-Ajaib-Sj-Fiks
P. 20

tersenyum  bangga.  Setelah itu,  Lela  Genta  melemparkan  buah

            biji rumbia itu ke halaman istana. Seluruh mata yang berada di
            halaman istana memandang biji buah itu. Satu menit, dua menit,
            hingga  setengah jam lamanya biji itu tidak tumbuh.

                    “Waduh, bagaimana ini, biji itu tidak mau  tumbuh. Maka,
            kalahlah aku ini!”

                    Demikianlah,  Johan Syah tampak  gelisah, wajahnya
            pucat pasi ketakutan, kawannya Badu dan Soleh ikut melempar
            biji itu, tetapi tidak tumbuh  juga. Akhirnya, penonton bersorak
            dan bertepuk tangan untuk kemenangan rajanya. Salah seorang
            punggawanya segera tampil ke depan dan berbicara lantang.


                    “Ternyata,  pertaruhan ini  dimenangkan oleh  Raja Digar
            Alam. Nakhoda Lela Genta harap menyerahkan semua harta yang
            telah dijanjikan, yakni kapal beserta isinya.”

                    Para  penonton ada  yang ikut  prihatin mendengar
            perkataan itu. Mereka tidak sampai hati menyaksikan kesedihan
            empat  orang  tamunya  itu.  Ketiga  sahabat  Lela  Genta  hanya

            tertunduk lesu. Diam-diam  Sukro berdoa untuk  junjungannya
            agar diberi kekuatan  dalam  menerima cobaan  berat  itu.  Johan
            Syah juga sedih  teringat Ratna  Komala dan paman perdana
            menteri yang telah mencegah kepergiannya. Ia sangat menyesal
            atas kecerobohannya.

                    “Aku memang bodoh tidak mau menurut perkataan adik
            dan perdana menteri. Ya, Tuhanku, dosakah aku kepada adikku
            dan  paman  perdana  menteri? Semoga  Paduka  tetap  berkenan
            mengizinkan  hamba  menimba  ilmu  di negeri  orang!”  demikian





                                         15
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25