Page 18 - 1130-SMP-Ratna-Komala-dan-Rumbia-Ajaib-Sj-Fiks
P. 18

Coba bagaimana  dengan  lemparan  kalian,  Rahman,  Bino, dan
            Fudoli, coba kalian  tinggal  dulu pekerjaan kalian! Coba  makan

            buah itu lalu buanglah bijinya ke tanah!”

                    Satu  per  satu mereka makan buah rumbia itu lalu
            melemparkan biji buahnya ke tanah. Mereka tercengang karena
            menyaksikan  keajaiban.  “Subhanallah, Allahuakbar!”  teriak
            mereka hampir serempak.

                    Mereka  hampir  tidak  percaya  ketika  biji  itu  tumbuh
            menjadi sebuah pohon  dan berbuah. Setelah makan, mereka
            mencoba lagi melempar biji buah itu. Mereka tidak banyak bicara,
            hanya saling berpandangan karena takjub.


                    Fudoli mengajak  kawannya untuk  salat  berjamaah.
            Namun,  Johan Syah semula  tidak  tertarik dengan ajakan
            Fudoli. Ia  hanya  termenung membayangkan  jika  biji  ajaib  itu
            dipertunjukkan di negeri lain sebagai taruhan. “Tentu aku akan
            berhasil mengembangkan wilayah kerajaanku.” Johan Syah lupa
            kepada tujuan semula  dalam merantau, yakni mempelajari ilmu
            pertanian dan peternakan.


                    Ketiga orang  kawannya merasa jengkel menyaksikan
            perilaku Johan Syah. “Wah, memang, seorang raja jika masih muda
            menjadi aneh, diajak salat tidak mau. Ya, sudah ..., aku salat sendiri
            yang  lain terserah, gerutu Fudoli. Pemuda itu salat  lalu  berdoa
            untuk keselamatan mereka.

                    Keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan dengan
            membawa  buah  rumbia  cukup  banyak.  Mereka  berharap  Johan
            Syah akan menunjukkan keajaiban biji rumbia itu di negeri yang





                                         13
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23