Page 158 - FTHP_BUKU AJAR
P. 158
Buku Ajar
5. Penanganan biji setelah panen
Penanganan biji kedele setelah panen yang tidak hati-hati akan
mengakibatkan kerusakan mekanis. Biji kedele sangat rentan
terhadap kerusakan mekanis. Benih kedele yang luka (lecet/retak)
akan menjadi media tumbuh jamur dan akibatnya daya simpannya
akan menjadi sangat rendah. Dampak kerusakan mekanis memang
tidak bisa dilihat langsung, namun akan terasa beberapa lama
setelah benih disimpan. Jika kerusakan mekanis sampai mengenai
embrio biji, maka daya simpan biji akan lebih pendek lagi.
6. Faktor lingkungan simpan, yang meliputi :
a. Suhu ruang simpan
Norman (1978) mengatakan bahwa suhu ruang simpan
merupakan faktor yang penting selamam penyimpanan kedele.
Penyimpanan kedele pada suhu rendah biasanya ha- nya
dilakukan pada biji kedele yang akan digunakan sebagai benih.
Delouche (1982) mengatakan bahwa penyimpanan kedele pada
suhu 10° C dengan kadar air 9% dapat mem- pertahankan
kulitas biji selama 2 tahun.
b. Kelembaban Relatif
Protein yang terkandung dalam kedele bersifat higroskopis
(mudah menyerap air dari udara). Oleh karenanya kelem-
baban relatif ruang simpan harus rendah, agar tidak terja- di
peningkatan kadar air biji selama penyimpanan. Kelem- baban
relatif yang terlalu rendah juga berbahaya bagi biji karena
dapat menyebabkan pengkerutan biji. Kelembaban relatif yang
disarankan untuk penyimpanan kedele adalah 70% - 75%.
c. Cahaya
Sinar ultra violet dapat mempercepat penurunan kualitas biji-
bijian. Panas dan ultraviolet dapat menyebabkan hilang-
138 Siti Asmaniyah Mardiyani