Page 163 - FTHP_BUKU AJAR
P. 163

Buku Ajar


            Inokulasi
                Ragi  atau  inokulum  yang  diinokulasikan  pada  kedele  terdiri  dari
            beberapa spesies kapang Rhizopus (Rhizopus oligosphorus,
            R. orizae, R. stolonifer, R. achlaamydosporous, R. arrjizus). Proses
            inokulasi dilakukan setelah kedele dingin. Untuk 1 kg kedele matang
            digunakan 1 gram laru tempe.
            Pembungkusan dan Pemeraman
                Setelah diinokulasi dilakukan pembungkusan. Bahan pembungkus
            yang banyak digunakan adalah daun pisang, daun waru, daun jati, dan
            plastik.  Pemeraman  dilakukan  pada  suhu  25-37°  C.  Semakin  tinggi
            suhu penyimpanan, waktu pemeraman akan  semakin  pendek.  Namun
            demikian pemeraman tidak boleh dilakukan pada suhu 42° C, karena
            pada  suhu  tersebut  akan  merusak  pertumbuhan  kapang  dan  memicu
            pertumbuhan bakteri kontaminan. Koswara (1995) menjelaskan bahwa
            kisaran  waktu  inkubasi  kapang  adalah  40-48  jam.  Namun  demikian
            waktu  inkubasi  sangat  dipengaruhi  oleh  bervariasinya  asal  dan  cara
            pembuatan inokulum.

            Perubahan selama fermentasi
                Selama proses fermentasi kedele menjadi tempe, banyak senyawa-
            senyawa  kompleks  dalam  kedele  yang  dirombak  sehingga  menjadi
            senyawa sederhana yang larut dalam air dan mudah dicerna. Separuh
            dari kandungan protein awal dipecah menjadi produk yang lebih kecil
            dan larut dalam air (asam amino, peptida). Fermentasi kedele selama
            48  jam  juga  akan  meningkatkan  jumlah  asam lemak bebas dari 1 %
            menjadi  30%.  Asam  lemak  terbesar  yang  diproduksi  adalah  asam
            linolenat yang merupakan asam lemak tidak  jenuh  esensial.  Lemak
            yang  terkandung  dalam  tempe  merupakan  lemak  yang  tidak
            mengandung kholesterol, sehingga tempe sangat menguntungkan  bagi
            pelaku    diet.    Kandungan      oligosakarida  yang  menjadi  penyebab
            flatulensi  juga  diuraikan  selama  proses  fermentasi.  Dengan
            demikian konsumsi tempe  sangat  dianjurkan




            Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen Produk Pertanian         143
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168