Page 14 - Teaching Factory Pada Sekolah Menengah Kejuruan - La Resi
P. 14

Implikasi  mazhab  materialisme  dalam  Pendidikan  seperti  yang
                  dikemukakan oleh Power (2009) adalah sebagai begai berikut: (1) Tema:
                  Manusia  yang   baik   dihasilkan    dengan    proses    pendidikan   terkontrol
                  secara  ilmiah  dan  saksama,  (2)  Tujuan  Pendidikan:  Perubahan  perilaku,
                  mempersiapkan    manusia    sesuai    dengan kapasitasnya,  untuk tanggung
                  jawab  hidup sosialdan  pribadi  yang kompleks, (3) Kurikulum: Isi pendidikan
                  mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal) dan di organisasi,
                  selalu berhubungan dengan sasaran perilaku, (4) Metode: Semua pelajaran
                  dihasilkan    dengan    pengondisian,    stimulus-respons,  reinforcement,
                  pelajaran  terprogram,  kompetensi,  (5)  Kedudukan  Siswa:  Tak  ada
                  kebebasan, perilaku ditentukan  oleh  kekuatan  dari  luar, pelajaran telah
                  dirancang, siswa dipersiapkan  untuk  hidup, iswa dituntut untuk belajar, (6)
                  Peranan Guru: Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol
                  proses pembelajaran.

                  D.  Mazhab Pragmatisme

                         Mazhab filsafat pragmatism pertama kali dikembangkan di Amerika
                  yang  diperkenalkan  dan  dikembangkan  oleh  Charles  S.  Peirce  yang
                  menekankan  tentang  aktifitas  dan  tujuan  manusia  dalam  memperoleh
                  pengertian  dan  pengetahuan.  Orang  yang  sangat  lekat  dengan  filsafat
                  pendidikan pragmatisme adalah John Dewey.
                         Mazhab pragmatisme dikenal juga dengan istilah instrumentalisme
                  dan eksperimentalisme. Aliran ini beranggapan, potensi intelegensi sebagai
                  kekuatan  utama  manusia  dianggap  sebagai  alat  (instrumen)  untuk
                  menghadapi semua tantangan dan masalah dalam pendidikan. Intelegensi
                  bukan  sebagai  tujuan,  melainkan  alat  untuk  hidup,  kesejahteraan,  dan
                  mengembangkan       kepribadian    manusia.    Selain    itu   diistilahkan
                  eksperimentalisme  karena  filsafat  ini  menggunakan  metode  eksperimen
                  dalam menentukan kebenarannya. Jadi intelegensi dianggap sebagai alat
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19