Page 16 - Teaching Factory Pada Sekolah Menengah Kejuruan - La Resi
P. 16
result. Benar tidaknya suatu pengetahuan jika dapat dipraktikkan,
memuaskan dan memberikan hasil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan dikatakan bermakna apabila dapat diaplikasikan. Maka
dari itu mazhab pragmatisme dikenal juga sebagai Instrumentalisme"
(Edward J. Power, 1982).
3. Aksiologis Pragmatisme
Mazhab Pragmatisme memandang nilai hakikatnya diturunkan dari
kondisi manusia. Nilai berada dalam suatu proses, yaitu dalam Tindakan
dan atau perbuatan manusia sendiri. Berhubung manusia selaku
individu sebagai bagian dari masyarakat, maka baik atau tidak baik
tindakan-tindakannya dinilai berdasarkan hasil-hasil yang diperlihatkan
di dalam masyarakat. Bilamana akibat yang terjadi bermanfaat bagi
dirinya dan masyarakat, maka tindakan tersebut dinilai baik. Penilaian
etika dan estetika didasarkan pada keadaan relatif terhadap situasi yang
ada. Pertimbangan-pertimbangan terhadap nilai dianggap berguna bila
memiliki makna untuk kehidupan yang intelegen, yakni hidup yang
produktif, sukses, dan bahagia (Callahan and Clark, 1983).
Implikasi mazhab pragmatisme dalam Pendidikan bahwa proses
Pendidikan bertujuan memberikan pengalaman empiris kepada peserta
didik sehingga membentuk pribadi yang belajar berbuat (learning by doing).
Peran guru dalam mazhab pragmatisme adalah sebagai fasilitator dan
motivator kegiatan anak. Dalam melakukan kegiatan, anak melakukannya
sendiri sesuai minat dan kebutuhan yang diinginkan, guru berperan
memberi arahan yang memungkinkan anak dapat berkembang sesuai
dengan bakat dan minatnya. Dalam proses pembelajaran guru diharapkan
menggunakan metode Problem Solving, sebuah metode pembelajaran
berbasis pada pemecahan masalah.