Page 16 - Konflik Bersejarah Runtuhnya Hindia Belanda (Nino Oktorino) Septa
P. 16
8
R
Sebagai bentuk dukungan terhadap pembiayaan pepe-
rangan di Eropa yang dilakukan pemerintah Belanda yang
berada di pengasingannya di London, di berbagai kota dan
tempat-tempat lainnya di Hindia Belanda muncul berbagai
UNTUHNY
komite pengumpulan dana. Berbagai pasar, pelelangan,
rapat, sandiwara dan sebagainya diadakan untuk mengum-
pulkan uang. Orang Indonesia juga mengadakan malam-
malam kesenian guna menghimpun dana, seperti yang
dilakukan Mangkunegaraan, keraton-keraton, Taman Sis-
wa, dan berbagai lembaga pribumi lainnya. Namun, sua-
sana ini tidak berlangsung lama sebab dalam tahun yang
A HINDIA BELAND
A
sama partai-partai nasionalis bertindak lebih keras.
Hingga tahun 1942, selama hampir sepuluh tahun Hin-
dia Belanda berada di bawah kekuasaan para gubernur
jen deral yang konservatif. Sebenarnya, hubungan antara
pemerintah kolonial dengan pemimpin Indonesia pernah
cukup ramah selama pemerintahan Gubernur Jenderal
van Limburg Sti rum yang merupakan penganut Politik Etis
(1916-1921). Pada masa pe me rintahannya, van Limburg
Stirum memaklumkan apa yang disebut se bagai November
Pengumpulan dana dengan tema “Nederland zal herrijen” oleh sebuah ko-
mite KNIL asal Minahasa untuk mendukung pemerintahan Sri Ratu se telah
jatuhnya Negeri Belanda ke tangan Jerman Nazi. (Sumber: Soeara Militaer
Mi na hasa)
001/I/15 MC