Page 56 - Adab al-Alim Wa al-Muta'allim
P. 56
55 Adab al-Alim Wa al-Muta'allim
Hendaknya guru bersikap santun dan ramah pada orang baru yang ikut pengajiannya, supaya
orang itu merasa tentram. Sebab setiap orang baru pasti merasa kurang nyaman. Jangan terlalu
banyak memperhatikannya karena itu bisa membuatnya malu. Apabila datang orang yang
memiliki kedudukan tinggi sementara guru baru memulai menerangkan suatu masalah, maka
hendaknya dia menghentikan aktivitasnya sejenak sampai orang tersebut duduk. Tetapi jika
kedatangan orang itu pada waktu guru sudah separuh jalan dalam menerangkan suatu masalah,
maka guru sebaiknya mengulangi penjelasannya dari awal atau bagian yang menjadi poin-
poinnya saja. Bila kedatangan orang itu saat pengajian tinggal menunggu ditutup oleh guru dan
diperkirakan berbarengan dengan bubarnya hadirin, maka guru hendaknya menunda menutup
majelis supaya orang itu tidak malu dikarenakan hadirin mau bubar padahal dia sendiri baru
tiba.
Guru hendaknya mempertimbangkan kepentingan jamaah dalam hal memajukan atau
memundurkan waktu pengajian, selama guru tidak merasa tambah diribetkan dan direpotkan.
Dan setiap selesai pelajaran, guru hendaknya mengatakan "Allah Maha Tahu” (Wallahu
A'lam), yang sebelumnya dimulai dengan perkataan yang mengindikasikan penutupan
pelajaran seperti perkataan, “Pelajaran telah berakhir dan pelajaran selanjutnya pada pertemuan
berikut, insya Allah" dan perkataan lain yang senada, supaya perkataan “Allah Maha Tahu”
murni zikir kepada Allah dan pesan maknanya lebih tersampaikan. Telah disebutkan bahwa
guru seyogyanya memulai setiap pelajaran dengan bacaan basmalah, sehingga awal dan akhir
pelajaran diisi dengan dzikir kepada Allah. Guru hendaknya tidak segera beranjak dari majelis
setelah para hadirin berdiri mau pergi. Sebab dalam hal ini terkandung beberapa faedah dan
akhlak, seperti tidak berdesakan dengan para hadirin, bila ada seorang murid memiliki
pertanyaan tersisa maka dia bisa mengajukannya, menghindari naik kendaraan bersama-sama
dengan hadirin jika kebetulan guru naik kendaraan, dan lain sebagainya.
Bila guru mau pergi dari majelis, hendaknya berdoa dengan doa yang telah tercantum dalam
hadis, yang disebut dengan doa kafaratul majlis, yaitu:
“Maha suci Engkau, ya Allah dan aku memujiMu. Tiada tuhan yang berhak disembah selain
Engkau. Aku memohon ampunan kepadaMu dan aku bertobat pula kepadaMu.”