Page 59 - Adab al-Alim Wa al-Muta'allim
P. 59

58   Adab al-Alim Wa al-Muta'allim



               kepadanya, bahwa sesungguhnya dengan bagusnya niat dia akan memperoleh derajat yang

               tinggi dari ilmu dan amal dan memperoleh anugerah yang baik, dan memperoleh berbagai
               macam hikmah dan terangnya hati dan lapangnya dada, dan mendapat kebaikan dan bagusnya

               keadaan  dan  lurusnya  ucapan  dan  tingginya  derajat  dihari  kiamat  Dan  seorang  guru
               menumbuhkan rasa senang pada mereka terhadap ilmu dan mencarinya dengan masa yang

               panjang dengan menyebutkan apa yang telah Allah berikan kepada para ulama' yang berupa

               derajad yang tinggi, sesungguhnya mereka adalah pewaris para nabi dan diatas mimbar dari
               yang diharapkan para nabi dan syuhada' selain itu yang menjelaskan tentang keutamaan ilmu

               dan ulama' adalah ayat-ayat khobar, atsar dab syair-syair, dan sebagiannya telah aku sebutkan
               pada bab awal. Dan menumbuhkan rasa senang terhadap ilmu terhadap apa yang ditetapkan

               untuk  mewujudkan  ilmu  seperti  merangkum  sesuatu  yang  mudah  dan  secukupnya  dengan

               perkara dunia dengan sibuknya hati perkara yang berkaitan dengan dunia dan perkara yang
               menyibukkan pikiran dan memisahkan keprihatinan dengan sebab dunia.


               Maka berpalingnya hati dari berinteraksi (berhubungan) ketergantungan akan rakus dengan

               dunia  dan  memperbanyaknya  dan  merasa  sudah  akan  terpisah  darinya.  Maka
               mengombinasikan (menyatukan) antara hati dan ruhnya hanya untuk agamanya saja atau untuk

               kemulyaan dirinya atas kedudukannya dan lebih sedikit perasaan dan yang lebih penting untuk

               menghafalkan ilmu dan menambahinya.


               Ketiga,  hendaknya  menyukai  mencari  sesuatu  (ilmu)  sebagaimana  yang  dia  sendiri
               menyukainya, seperti yang telah tercantum dalam hadits dan membenci sesuatu terhadapnya

               sebagaimana  hadits  membencinya.  Dan  bersungguh-sungguh  dalam  pencarian  (ilmu)  yang

               baik. Dan menggauli para santri sebagaimana dia menggauli sesuatu pada anak-anaknya yang
               mulia dengan kasih akung, berbuat baik, sabar atas keras kepala atas kurangnya sesuatu yang

               menimpanya dan tidak menjahui / menyendiri dari pergaulan manusia. Sama saja tatakrama di
               sebagian masa ini, dan membuat alasan sekiranya mungkin. Dan mengkondisikan semua itu

               dengan  nasehat  tutur  kata  yang  lembut  tak  kasar  atau  menganiayanya.  Dengan  itu  semua

               bertujuan  atas  pendidikannya  yang  baik  dan  bagusnya  akhlaknya  dan  pekerti  tingkahnya.
               Apabila cara mengetahui kecerdasan mereka dengan isyarat saja mak tidak ada kebutuhan /

               gunanya dengan cara ibarat (mencontohkan) dan apabila belum paham juga kecuali dengan
               terangnya ibarat maka didatangkan cara itu tidak apa-apa. Dan menjaga diri (bertahan) dari

               semua yang menjelekkan mereka dan bertutur kata yang halus dan bertata krama dengan budi
               pekerti  yang  luhur  dan  mensupport  (mendorong)  nya  pada  budi  pekerti  yang  diridhoi  dan
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64