Page 64 - Adab al-Alim Wa al-Muta'allim
P. 64

63   Adab al-Alim Wa al-Muta'allim





               Kesembilan, guru hendaklah lemah lembut kepada para murid dan menyebutkan murid yang
               tidak  hadir,  dengan  penuh  perhatian,  mengetahui  nama-nama  mereka,  nasab,  asal  dan

               mendoakan mereka agar mereka senantiasa baik, mengawasi tingkah laku dan tata kramanya
               secara dhohir ataupun batin, jika diantara mereka tampak sesuatu  yang tidak layak seperti

               melakukan sesuatu yang haram atau makruh, kerusakan, malas atau kurang sopan baik kepada

               guru atau orang lain, ataupun banyak membicarakan sesuatu yang tidak berfaidah, bergaul
               kepada seseorang yang tidak patut digauli maka hendakmya sang guru mencegahnya dihadapan

               yang menyebabkan itu dengan mengarahkannya dan tidak menyalahkannya. Apabila itu semua
               tidak  dapat  menyelesaikan  masalah  maka  diperingatkan  secara  rahasia  (tertutup)  atau

               dihadapan  dua  orang  tersebut.  Namun  apabila  hal  itu  belum  bisa  menyelesaikan  maka

               dinasehati dengan agak keras berupa kata-kata yang lebih merasuk dan menjelaskan dihadapan
               umum.dan apabila masih belum bisa, maka diusir hingga jera dan mau kembali apabila jika dia

               sampai takut sebagian kawan akrabnya yang akan memojokkannya.


               Kesepuluh,  memperhatikan  hal-hal  yang  akan  merawat  interaksi  di  antara  sesama  murid,
               seperti menyebarkan salam, bertutur kata yang baik dalam berbicara, saling mencintai, tolong-

               menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, dan juga dalam mencapai tujuan-tujuan bersama

               selama mencari ilmu. Pokoknya, di samping guru mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagi
               agama mereka dalam beribadah kepada Allah subhdnahu wa tafild, guru juga mengajarkan hal-

               hal yang berguna bagi mereka dalam berinteraksi dengan sesama agar sempurna agama dan
               dunia mereka.



               Kesebelas, berusaha untuk mewujudkan kebaikan bagi murid dan menjaga konsentrasi pikiran
               mereka. Menolong murid dengan memanfaatkan apa yang dimiliki oleh sang guru seperti status

               sosial dan harta, jika guru mampu untuk itu dan tidak sedang berada dalam kebutuhan yang
               mendesak.



               “Sesungguhnya  Allah  akan  menolong  hambanya  selama  hamba  itu  menolong  sesamanya.
               Barangsiapa membantu mewujudkan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan mengabulkan

               kebutuhannya juga. Dan barangsiapa yang memudahkan jalan bagi  orang yang kesusahan,
               maka Allah Ta'ala akan memudahkan proses perhitungan amalnya kelak di hari kiamat.”


               Terutama, jika bantuan yang diberikan untuk kepentingan menuntut ilmu.
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69