Page 37 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 37
Saya meraih pemantik itu dan memegangnya dengan
tangan kanan saya.
“Kita semua akan pergi ke tempat yang lebih baik, Aryo,”
kata sosok itu kepada saya. “Tapi bukan di sini,” katanya.
“Kemana?” tanya saya.
“Ke dunia yang lebih indah dari yang sekarang, tempat di
mana hanya ada saya dan juga Pyro, menemani kamu
sepanjang hari, dengan warna-warni yang indah seperti
senja yang kamu sukai, dan dengan semua canda tawa
yang akan selalu mengusir kesepian di hati kamu.…” kata
sosok itu.
“Keluarkan saya, Aryo…kita selesaikan semuanya,” kata
Pyro.
Saya menatap sosok itu, juga kepada Pyro. Sudah
saatnya, kata saya dalam hati. Saya muak dengan dunia
ini, muak dengan semua keegoisan dan kemunafikan
yang ada di dalamnya. Muak dengan keserakahan orang-
orang, tipu daya dan kelicikan mereka. Dan ini adalah
jalan saya, kata saya sambil menghela napas lega.
Jempol tangan kanan saya memantik alat itu,
menimbulkan secercah api kecil, menjelma sebagai Pyro,
tersenyum menatap saya. Kedua tangannya terangkat ke
atas, seperti penari balet, menari menyambut saya,
tubuhnya menjelma menjadi Pyro-Pyro kecil yang lama
kelamaan membesar, semakin besar, dan mengajak saya
menari bersama mereka. Lalu suara ledakan besar
terdengar, dan dunia yang saya lihat seketika lenyap,
35