Page 32 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 32
berhamburan, menerjang para pasukan bersenjata itu,
memukul dan mencoba merampas senjata mereka.
Tembakan peluru berhamburan kemana-mana. Saya
menunduk di lantai, mencoba bergerak mencari tempat
yang aman.
“Sudah saya bilang, kan, ada sesuatu yang tidak beres,”
kata Ewan yang tiba-tiba menghampiri saya.
“Sekarang semuanya kacau….” jawab saya.
“Kita harus keluar dari sini sekarang, Aryo,” kata Ewan
sambil menarik lengan saya dengan paksa, sambil berlari
dan dalam posisi setengah berjongkok, dituntunnya saya
keluar dari ruangan itu. Kami berhasil meninggalkan aula
dengan selamat.
Sambil berjaga-jaga memandangi sekitar, saya dan Ewan
mencoba mengumpulkan keberanian kami, menyusuri
bangsal demi bangsal di gedung itu, mencoba keluar
hidup-hidup.
“Sedikit lagi, Aryo, kita a….” langkah Ewan terhenti.
Saya menatap mulutnya yang menganga, mata kirinya
membelalak kaget. Meri berdiri tidak jauh di dekatnya,
memegang potongan cermin yang menancap di mata
kanan Ewan. Darah bercipratan kemana-mana.
“Hahahahahaha! Kena kamunya…hahhahaha….” kata
Meri.
30