Page 29 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 29
melukis, yang sekaligus menjadi terapi bagi jiwanya. Di
suatu waktu, van Gogh pindah ke sebuah rumah kecil
berwarna kuning dan hidup semata-mata untuk melukis.
Lebih ekstrimnya lagi, van Gogh hanya menyantap roti,
minum kopi serta Absinthe yang merupakan jenis alkohol.
Hal ini berdampak pada kesehatan fisik juga kejiwaannya.
Theo, saudara kandung van Gogh, akhirnya menawarkan
sejumlah uang kepada Paul Gauguin untuk menjaga dan
mengurus saudaranya tersebut.
Belum sebulan, mereka selalu terlibat pertengkaran,
sekalipun dalam beberapa kesempatan mereka juga
berlatih melukis bersama. Konon setelah pertengkaran
hebat mereka, Gauguin keluar dari rumah, disusul oleh
van Gogh. Ketika Gauguin menoleh ke belakang, van
Gogh telah memegang sebuah pisau cukur di tangannya,
lalu memotong telinga kirinya.
Berjam-jam kemudian, van Gogh pergi ke sebuah tempat
pelacuran, dan menawarkan potongan telinganya tersebut
ke seorang pelacur bernama Rachel. Keesokan paginya,
polisi menemukan van Gogh di rumahnya, terbaring lemas
kehilangan darah yang cukup banyak dan demam tinggi.
Setelah itu, kondisinya menjadi semakin tidak stabil,
keluar masuk rumah sakit, bahkan van Gogh masih
memaksakan dirinya pergi melukis di rumah kecil
berwarna kuningnya di sepanjang pagi hingga sore hari,
lalu bermalam kembali di rumah sakit.
Ketika warga kota setempat mengeluarkan petisi tentang
van Gogh sebagai orang yang berbahaya, barulah ia
secara sukarela mendaftarkan dirinya masuk ke rumah
27