Page 28 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 28
memperlihatkan gambaran sampai sejauh mana kegilaan
yang diakibatkan ‘self harm’ dapat berdampak ke pribadi
seorang manusia. Dari balik ruangan dengan jendela
berjeruji itu, van Gogh menghasilkan sejumlah karya lukis
fenomenal lainnya.
Pada tahun 1890, di usianya yang ke 37, van Gogh
menembak dirinya sendiri dengan sebuah pistol revolver.
Tembakan yang menembus dadanya tersebut sekaligus
menghabisi nyawanya sendiri. Meninggalkan kalimat
terakhirnya : ‘Kesedihan itu akan selalu ada selamanya.’
Nah, tentang insiden ‘potong telinga’ si van Gogh, sejarah
mencatat tentang kisah cinta van Gogh yang silih berganti
dan penuh kekacauan. Semua karena van Gogh muda
merasa bahwa ketika dekat dengan perempuan yang
bermasalah, dia dapat menolong mereka...” Sandra
kembali menoleh ke arah Edwin, yang menatapnya tajam.
“Ia jatuh cinta pada sepupunya sendiri, Kate, yang baru
saja menjanda. Situasi tersebut membuat Kate merasa
tidak nyaman dan bertolak pulang ke rumahnya di
Amsterdam. Setelah itu van Gogh pindah ke kota lain dan
bertemu Clasina Maria Hoornik, seorang pelacur dan
alkoholik. Hoornik ini yang kemudian sering menemani
van Gogh, menjadi kekasihnya sekaligus model di
beberapa lukisannya. Sayangnya kegembiraan itu tidak
bertahan lama, karena Hoornik memutuskan kembali
melacur.
Keluarga van Gogh tidak merestui hubungan mereka dan
mengancam akan menghentikan keuangan untuk semua
kebutuhan hidupnya. Akhirnya van Gogh pergi berkeliling
sejumlah daerah dan meneruskan kecintaannya pada
26