Page 33 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 33
“Dosamu sudah diampuni, pemuda cakep,” katanya lagi.
Tanpa membuang waktu, saya bergegas lari
meninggalkan mereka. Langkah kaki saya sudah
mendekati pintu masuk yang juga adalah pintu keluar dari
pusat rehabilitasi ini selamanya. Tetapi tiba-tiba bayangan
tubuh saya yang terpapar di lantai menjadi semakin hitam,
memanjang dan membesar. Saya jatuh terjerembab di
lantai.
Bayangan hitam saya membentuk sebuah sosok nyata
yang berdiri persis di hadapan saya, ibarat seorang
manusia, tetapi berukuran sekitar lima kali lipat dari saya!
Tangannya yang besar menggenggam pinggang saya,
mengangkat tubuh saya ke posisi di mana saya bisa
melihat wajahnya, dua pasang mata berwarna merah
yang menatap tajam. Suara tawanya bergema ke seluruh
ruangan.
“Si…si..siapa kamu?” tanya saya.
Sosok itu diam tak bergeming. Suara tawanya hilang.
Sejenak saya mengira waktu terhenti, mungkin ini cuma
mimpi. Lalu tiba-tiba ia bergerak kembali. Sosok itu
membawa saya keluar dari gedung itu, memutar ke
samping, berjalan ke arah sebuah bangunan kecil dengan
pintu bertuliskan : Ruang Kontrol Energi.
Sosok itu membawa saya ke sana, membuka pintunya
dengan paksa, lalu membawa saya masuk ke dalam.
Deretan mesin-mesin besar seperti lemari pakaian,
dengan suara yang menderu-deru, serta sejumlah
instalasi pipa-pipa memenuhi ruangan tersebut. Sosok itu
31