Page 40 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 40

“Tidak bisa, Di,” balas saya.

            “Kenapa?  Mereka  sudah  mengancam  kamu!”  katanya
            dengan protes.

            “Pertama, urusan dengan polisi akan membuat semuanya
            semakin  rumit,  Di,  birokrasi  yang  berbelit-belit,  juga
            mencari saksi, belum lagi lamanya diproses. Kedua, saya
            hanya  akan  dicecar  dengan  pertanyaan,  dan  pada
            akhirnya  mereka  menemukan  saya  yang  bersalah,
            berhutang  banyak  kepada  rentenir.  Semua  bukti
            perjanjian, kuitansi, semua ada dan memberatkan saya.
            Belum  lagi  bos  rentenir  itu,  Di,  dia  bukan  orang
            sembarang,  punya  koneksi  penting,  pejabat  dan  polisi.
            Saya hanya orang kecil, Di, gak bisa apa-apa!” jawab saya
            dengan mengeluh.

            “Jadi kamu bagaimana, To, duduk pasrah saja menunggu
            nasib?” tanya Sardi.

            “Tidak,  Di…saya  tidak  mungkin  hanya  diam.  Pesan
            mereka  barusan  itu  menegaskan,  kalau  keluarga  saya
            berada  dalam  bahaya.  Saya  harus  melakukan  sesuatu,
            mungkin nekat…”

            “Mencuri?” tanya Sardi. “Saya tidak bisa membantu kamu
            kalau  urusan  itu,  To.  Kamu  tahu,  kan,  saya  baru  dua
            minggu  keluar  dari  penjara.  Saya  tidak  mungkin  mau
            kembali ke sana!”

            “Kamu takut dipukuli lagi sama tahanan lain? Atau digoda
            oleh  salah  satu  sipir  penyuka  sesama  itu?”  tanya  saya
            dengan maksud menggoda.
                                     38
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45