Page 41 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 41
“Ah! Kamu berusaha lucu pun, tidak bisa, To!” jawab Sardi
sambil menyulut sebatang rokok dari tangannya.
Dikepulnya asap dari mulutnya, melambung ke udara,
hilang entah kemana. “Saya memang takut dipukuli lagi,
To. Kamu tidak mungkin tahu bagaimana rasanya,
dipandang hina oleh mereka, padahal mereka juga sama-
sama dipenjara. Di sana, saya ibarat kecoa, diinjak,
dipukuli,”
“Siapa suruh kamu sodomi anak sekolahan itu! Bejat
kamu!” kata saya sambil menepuk pundaknya.
“Siapa suruh anak sekolahan itu alay, To! Dengan
genitnya, menyapa saya di facebook, lalu memberikan
saya iming-iming uang asal mau dia servis,” jawab Sardi
dengan polos.
“Dasar pecun kamu, Di! Emang dia kasih berapa duit?”
“Dua ratus ribu….”
“Habis itu dia gerayangin kamu, hal-hal entah apa itu
terjadi di antara kalian….”
“Dia menolak bayar, lalu saya tonjokin sampai babak
belur. Eh, dia malah lapor ke polisi, To. Karena umurnya
lebih muda, saya yang disalahkan.” Kata Sardi sambil
mengepul asap rokok yang dihisapnya ke udara.
“Demi uang dua ratus ribu, Di,” kata saya.
39