Page 55 - MAJALAH TUNAS 1-2020
P. 55

Estin Farida, guru SD Muhammadiyah Sapen, Yogyakarta  Kuni Adiniyah,       Laila Rofiqotut Thoyyibah,
                                                          guru SMPN 2 Kandat, Kediri  guru SDN Pakunden 2 Kota Blitar






        GURU YOUTUBER                                ia akan  menjadi salah  satu kontestan Jawa  Timur
                                                     pada ajang Lomba Inovasi Pembelajaran, pernah juga
           Lain lagi cerita dari Estin Farida, guru SD Muhammadiyah
                                                     mempresentasikan karyanya pada ajang Seminar Nasional
        Sapen, Yogyakarta. Guru yang pernah meraih juara 1 Guru
                                                     Guru Dikdas di Jakarta tahun 2019 lalu.
        Berprestasi Tingkat Nasional 2019 ini dikenal sebagai guru
        youtuber. Kreasi dan inovasi Estin di Youtube cukup banyak.   Bagi Kuni  virus Corona amatlah berbahaya, lantaran
        Mencarinya gampang saja, tulis saja nama Estin Farida akan   gejalanya yang beragam dan berbeda, bahkan ada pasien
        muncul beragam inovasi pembelajaran yang ia buat. Sejak   tanpa gejala. “Orang dengan penyakit yang sudah diderita
        pandemi Covid-19 melanda, SD Muhammadiyah Sapen,   sebelumnya seperti Diabetes, jantung dan paru-paru
        Yogyakarta tempat ia mengajar menerapkan pembelajaran   sangat rentan untuk  tertular. Penularannya sangat cepat
        dari rumah sejak 16 Maret. Tidak begitu susah menjalankan   dan bahkan orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala
        pembelajaran secara daring bagi guru di sekolah  yang   awal seperti demam atau gangguan pernafasan sama
        cukup maju di  Yogyakarta ini. “Sebenarnya bagi guru   sekali,” katanya.
        maupun  siswa merasakan lebih  enak  belajar di sekolah.   Dalam penerapan pembelajaran di rumah  yang
        Tetapi karena ganasnya penyebaran virus Corona kita harus   diterapkan sejak 16 Maret lalu, Kuni biasa menggunakan
        meniadakan tatap muka di sekolah,” katanya.
                                                     Whatsapp group (WA group), Google Forms, Quizziz dan
           Estin menggunakan blog pembelajaran setiap harinya   Umeetme (vcon). “Ada berbagai kendala yang saya alami.
        dengan muatan di antaranya, rencana pembelajaran   Tetapi dengan berbagai keterbatasan, segala macam cara
        mingguan, skenario pembelajaran harian, dan lain   dicoba seperti menghubungi orang tua untuk mengawasi
        sebagainya. “Dalam blog itu saya sampaikan tugas harian   dan mengingatkan putra-putrinya agar segera mengerjakan
        untuk  siswa.  Lalu  siswa  melaporkan,  seperti  sholat,   tugas yang diberikan guru. Bagi siswa yang tidak memiliki
        belajar,  tadarus, dan perbuatan-perbuatan baik lainnya.   akses internet untuk mengerjakan  tugas sesuai jadwal,
        Penanaman  konsep  menggunakan  video  pembelajaran   diberikan kelonggaran waktu karena keterbatasan fasilitas,
        yang saya buat sendiri dan diupload di youtube lalu saya   kebanyakan siswa hanya memiliki akses internet melalui
        sematkan di google drive. Hanya saja kendala kadang terjadi   tethering dari HP orang tua. Sedangkan pada saat jadwal
        karena belum semua siswa akrab dengan IT, juga jaringan   mengerjakan  tugas, orang  tua sedang  tidak di rumah /
        yang kadang lambat,” ujarnya.                bekerja,” ujarnya.
           Pembelajaran dari rumah bagi Estin memunculkan   Pembelajaran dari rumah menimbulkan kebosanan bagi
        dua  kesan,  enak  dan  tidak  enak.  Namun  ia  memadukan   siswa, sementara guru mengejar ketuntasan akademik.
        keduanya. “Pembentukan karakter lebih  mengena ketika   Bagi Kuni soal ketuntasan pasti ada bedanya dibandingkan
        berinteraksi, begitu juga penanaman konsep materi   dengan  pembelajaran  langsung  tatap  muka.  “Dari  segi
        pelajaran. Sedangkan pembelajaran daring lebih cocok   bentuk penilaian sudah berbeda. Instruksi penilaian saat
        untuk  sumber-sumber  belajar  yang  dapat  diakses  kapan   tatap muka  tentu lebih mudah dipahami, sedangkan
        saja dan dimana saja,” ujar guru yang masih aktif mengikuti   pengambilan nilai saat belajar di rumah belum  terukur
        berbagai pelatihan peningkatan kompetensi melalui Zoom   tingkat validnya, karena bisa jadi soal/tugas dikerjakan oleh
        atau Google Meet ini.                        orang lain,” katanya. 
           Cerita lain datang dari Kuni  Adiniyah, guru SMPN 2
        Kandat, Kediri. Ia mengajar Bahasa Inggris di kelas  VIII.
        Beberapa prestasinya  terhitung  lumayan, salah satunya                          MUKTI ALI


                                                                                                55
                                        EDISI 1 | TAHUN I | JULI 2020
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60