Page 127 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 127

di  kampungnnya  terbebas  dari  belenggu  patriarkhi  adat  leluhur.  Teweraut  juga

                        bercita-cita  memajukan  masyarakat  Ewer  dari  kebodohan,  sehingga  ingin
                        mengupayakannya  dalam  bidang  pendidikan  dan  kesejahtearan.  Begitu  pula

                        Akatpits yang bercita-cita membuat kemajuan untuk masyarakat Asmat. Apalagi

                        keinginan itu terdorong setelah mereka melakukan perjalanan ke berbagai negara
                        di Eropa dan Amerika dalam misi kebudayaan Asmat. Akan tetapi, akhirnya cita-

                        cita  itu  pupus  setelah  mereka  kembali  dari  misi  kebudayaan.  Mereka  berdua
                        menyadari bahwa kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Asmat masih sangat jauh

                        untuk mendapat perubahan di berbagai bidang. Apalagi untuk memodernkan Asmat

                        sebagaimana kondisi masyarakat di negara-negara Eropa dan Amerika. Mereka tak
                        mungkin mewujudkan semua angan-angan itu, seperti harapan-harapan Teweraut

                        yang tertimbun dalam secarik kertas untuk Mama Rin yang tak pernah diposkan
                        seperti pada teks:

                             Pernahkah  terlintas  dalam  pikiran  Mama  hasil  akhir  dampak  perjalanan
                             kesenian  Asmat  ke  manca  negara  bagi  kami?  Apakah  bertimbunnya
                             perolehan hadiah dan uang itu, mampu mengubah pandangan hidup mantan
                             duta-duta seni untuk merencanakan masa depannya? … (200, hlm. 169).

                        Menurutnya,  timbunan  perolehan  hadiah  dan  uang  dari  negara  yang  diterima

                        mereka  ternyata  tak  mampu  mengubah  pandangan  hidup  mereka  yang  telah

                        merencanakan masa depan yang lebih baik di kampung halamannya.

                        Ulasan:
                        Dalam parameter suku Asmat, Teweraut dapat dikategorikan sebagai perempuan

                        terdidik di kampungnya, Ewer. Meskipun Teweraut hanya mengenyam pendidikan

                        hingga  setingkat  bangku  SMP  di  Sekolah  Kesejahteraan  Keluarga  namun  tidak
                        sampai  ulus.  Teweraut  memiliki  tingkat  spiritualitas  yang  tinggi  dengan

                        berkeyakinan pada kekuatan roh para leluhur yang bisa memberinya keselamatan,
                        kesehatan, kesuburan, dan kesejahteraan untuk hidup. Dengan tingkat moralitasnya,

                        Teweraut dapat membedakan pula sesuatu perbuatan salah dan benar atau baik dan
                        buruk. Meskipun Teweraut tak sempat menyelesaikan sekolahnya karena kendala

                        jarak, namun tak membuat dirinya menjadi kecil hati.  Teweraut akhirnya berpikir







                                                                                                    121
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132