Page 125 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 125

panggilan. Contohnya pada teks Akhir-akhir ini Mama Rin sering uring-uringan

                        (200, hlm. 116).Pengarang dalam cerita novel ini bertindak sebagai pelaku utama
                        dengan cara menuturkan kata ‘aku’ dari awal hingga akhir cerita.

                             Ani Sekarningsih memiliki kepiawaian yang sempurna dalam menempatkan

                        majas melalui situasi yang tepat. Ani pandai dalam mengungkapkan suasana hati
                        para  tokoh,  mengungkapkan  gagasan  dan  pemikiran  mereka,  dan  pandai

                        menggambarkan suasana tempat melalui bahasa-bahasa perumpamaan yang sangat
                        indah. Majas yang banyak digunakan Ani di antaranya majas eufemisme, metafora,

                        simile personefikasi, dan alegori. Tone yang digunakan Ani adalah penggunaan

                        istilah-istilah  bersifat  lokal  yang  sering  muncul  dalam  novel  ini;  agas  (sejenis
                        nyamuk), amuspakar (bola-bola sagu), cepes (wanita), damerek (sejenis biji saga),

                        Endew (panggilan untuk ibu), nDiwi (panggilan untuk ayah kandung), dan lainnya
                        (2000, xiii-xv).

                             Beberapa simbol dalam novel ini tercermin pada berbagai nasihat tentang
                        hukum  adat  Asmat  yang  disampaikan  oleh  ayah  Teweraut,  ibu  Teweraut,  dan

                        beberapa tokoh penyerta yang merupakan anggota dari misi kebudayaan Asmat.

                        Ayah Teweraut nDiwi Desman memberi wejangan  pada Teweraut sebagaimana
                        pada teks … Sejak awal leluhur kita telah menggariskan, pekerjaan perempuan itu

                        cukup untuk mengayomi keluarga, melahirkan anak, merawat dan mengasuhnya,
                        dan mencari  makan yang bagus (2000, hlm 63  - 64). Sementara ibu Teweraut,

                        Ndew Cipcowut juga memberi nasihat dalam bentuk peringatan terhadap Teweraut

                        sebagaimana pada teks:
                             “Mulai sekarang kau harus selalu mengingat-ingat bahwa kau titisan leluhur
                             yang  bersemayam  di  ceserasen,  lapangan  suci  dekat  persimpangan  tiga
                             sungai. Maka kau dilarang meminum air dari sana. Pantang pula memakan
                             buah  atau  binatang  buruan  atau  ikan  sejenis  tertentu  pada  hutan-hutan
                             tempat  leluhurmu  tinggal,”  begitu  Endew  memperingatkan  sejak  aku
                             mengenal bangku sekolah(2000, hlm 4).

                        Sementara ibu Teweraut, Ndew Cipcowut juga memberi wejangan dalam bentuk

                        peringatan  terhadap  Teweraut  sebagai  perempuan  Asmat  yang  berdasarkan










                                                                                                    119
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130