Page 128 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 128
dan memutuskan bekerja sebagai juru masak dan cuci piring di sebuah warung nasi
milik Ibu Alek Cia, daripada dirinya bergantung hidup terus pada kedua orang
tuanya. Di warung Alek Cia Teweraut mengenal sosok Mama Rin yang mampu
membuka pemikirannya tentang banyak hal. Salah satunya adalah tentang
pentingnnya kaum perempuan membebaskan diri dari sistem patriarkhi yang sudah
membudaya dan menghambat kemajuan perempuan di Ewer selama ini. Melalui
Mama Rin, Teweraut belajar pula tentang pentingnya perempuan berani
mengungkap pikiran dan perasan mereka, dan pentingnya perempuan bisa
menentukan pilihan dalam hidupnya. Hal ini karena adanya keterkaitan antara
dirinya dengan upaya kawin paksa kepada Akatpits yang diinginkan oleh nDiwi
Desman, ayah Teweraut. NDiwi sangat menghendaki Teweraut menjadi istri
seorang kepala dusun, yaitu Akatpits. Sedangkan dengan nada-halus, Teweraut
jelas tidak menghendaki perjodohan itu dengan alasan Aktpits sudah memiliki 6
orang istri. Teweraut menyampaikan pada nDiwi jika dirinya ingin menikah dengan
seorang guru benama Def agar kehidupan rumah tangganya kelak bisa sejalan
dengan tuntutan jaman. Namun Teweraut tak bisa menolak perintah nDiwi yang
laksana sabda seorang dewa, tak bisa dibantah. Dalam pandangan Akatpits,
Teweraut merupakan gadis Asmat yang sangat cantik. Sebagaimana arti dari
namanya yang diberikan oleh ibunya yaitu “anggrek yang cantik”. Teweraut
memiliki perawakan yang langsing dengan tinggi 155 cm di usia 15 tahun.
Senyuman Teweraut cukup menawan. Apapun yang tampak pada fisik Teweraut,
hal itu yang menjadikannya memiliki riwayat percintaan dengan seorang calon guru
bernama Def. Namun, jodoh Teweraut adalah lebih dulu dipinang oleh Akatpits
yang juga sangat mengiginkan menjadi istrinya. Sementara Def, pada saat itu
berada jauh dari Teweraut karena tengah menyelesaikan sekolahnya di kota untuk
menjadi guru. Meskipun Teweraut adalah perempuan bermental kuat, namun sekali
waktu dirinya bisa mengalami kondisi rapuh ketika berhadapan dengan persoalan
yang menyangkut hak-hak pribadinya. Teweraut tidak hanya memiliki kecerdasan
secara intelejensi, namun juga memiliki kecerdasan emosi dalam menghadapi
berbagai persoalan dalam hidupnya yang menunjukkan adanya sifat bijak dan baik
122