Page 225 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 225
perempuan. Membebaskan dari sistem adat patriarki dalam skema aktan
dikategorikan sebagai objek pada cerita novel ini.
3. Irewa mencoba berjuang membebaskan dirinya dari aturan-aturan adat yang
membebaninya dan membebaskan dari ketidakadilan gender oleh sistem adat
patriarki. Irewa dalam skema aktan dikategorikan sebagai subjek atau pahlawan
pada cerita novel ini.
4. Mama Kame, Jinggi, dan Meage yang selalu membantu dan mendukung Irewa
untuk bangkit dan berjuang dalam mencapai tujuannya. Mama Kame, Jinggi,
dan Meage dalam skema aktan dikategorikan sebagai penolong atau helper pada
cerita novel ini.
5. Malom Woss sebagai suami, selalu melakukan berbagai tindak kekerasan
kepada Irewa, dan banyak membebenai Irewa tanggung jawab yang tak
seimbang dengan dirinya sebagai laki-laki. Malom Woss dalam skema aktan
dikategorikan sebagai penentang atau opponent pada cerita novel ini.
6. Upaya membebaskan dari belenggu sistem adat dan ketidakadilan gender yang
dilakukan Irewa, menjadi dirinya sebagai perempuan mandiri, memberi
keterampilan merajut noken pada remaja perempuan, dan aktif menjadi
penyuluh kesehatan masyarakat Papua di Distrik Yar. Keberhasilan Irewa
menjadi perempuan mandiri, memberi keterampilan, dan penyuluh kesehatan
dalam skema aktan dikategorikan sebagai penerima atau receiver pada cerita
novel ini.
Melalui model fungsional Greimas yang sudah dimodifikasi Sumiyadi
(2021), tokoh dan penokohan Irewa pada novel Isinga: Roman Papua dapat dilihat
melalui tabel ini.
Tabel 4.14
Model Fungsional dalam Novel Isinga: Roman Papua
Situasi Awal Irewa Onge, gadis remaja yang memiliki kekasih
bernama Meage Aromba, dan mereka satu suku yaitu
suku Aitubu. Meage terpana karena kecantikan dan
kehalusan budi Irewa. Sementara, Irewa mengagumi
Meage yang ahli dalam bermain musik tifa. Irewa kerap
219