Page 29 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 29

perempuan.  Bagi  para  penganut  mazhab  ini,  gagasan  dan  nilai-nilai  selalu

                        dipergunakan sebagai senjata untuk menguasai dan melegitimasi kekuasaan, tidak
                        terkecuali hubungan antara laki-laki dan perempuan. Para penganut dari mazhab ini

                        di antaranya adalah sebagai berikut.

                        1.  Feminisme Radikal
                           Sebagai  kelompok  pertama  penganut  mazhab  konflik,  feminisme  radikal

                           berdasarkan sejarahnya muncul atas reaksi budaya sexism (diskrimanasi sosial)
                           berdasarkan  jenis  kelamin  di  barat  pada  tahun  60-an,  khususnya  melawan

                           kekerasan  seksual  dan  pornografi  (Brownmiller,  1976).  Dalam  melakukan

                           analisis tentang penyebab penindasan terhadap kaum perempuan oleh laki-laki,
                           mereka menganggapnya berakar pada jenis kelamin laki-laki itu sendiri beserta

                           ideologi  patriarkinya.  Kaum  laki-laki  secara  biologis  maupun  politis  adalah
                           bagian dari permasalahan. Dari situlah aliran feminisme ini menganggap bahwa

                           penguasaan  fisik  perempuan  oleh  laki-laki  seperti  hubungan  seksual,  adalah
                           bentuk  dasar  penindasan  terhadap  kaum  perempuan  (Jaggar,  1977).  Bagi

                           mereka, patriarki adalah dasar dari ideologi penindasan yang merupakan sistem

                           hirarki seksual  di  mana  laki-laki memiliki kekuasaan  superior dan  previlage
                           ekonomi (Eisenstein, 1979).

                        2.  Feminisme Marxis
                           Sebagai  kelompok  kedua  penganut  teori  konflik,  feminisme  marxis  menolak

                           keyakinan  kaum  feminis  radikal  yang  menyatakan  biologi  sebagai  dasar

                           pembedaan  gender.  Bagi  mereka  penindasan  perempuan  adalah  bagian  dari
                           penindasan  kelas  dalam  hubungan  produksi.  Persoalan  perempuan  selalu

                           diletakkan  dalam  kerangka  kritik  atas  kapitalisme.  Karl  Marx  sendiri  tidak
                           banyak  menjelaskan  dalam  teorinya  tentang  posisi  kaum  perempuan  dalam

                           perubahan sosial. Sementara sahabatnya (Engels) menjelaskan bahwa sejarah

                           terpuruknya  status  perempuan  bukan  disebabkan  oleh  perubahan  teknologi,
                           melainkan  karena  perubahan  dalam  organisasi  kekayaan.  Pada  zaman

                           kapitalisme  penindasan  terhadap  perempuan  dilanggengkan  dengan  berbagai
                           upaya karena dianggap menguntungkan. Bagi penganut aliran ini, penindasan







                                                                                                     23
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34