Page 33 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 33

5.  Kritik  Sastra  Feminis  Lesbian;  kitik  sastra  yang  meneliti  penulis  dan  tokoh

                           wanita saja. Ragam kritik ini masih terbatas kajiannya karena beberapa faktor.
                           Pertama,  para  feminis  pada  umumnya  tidak  menyukai  kelompok  perempuan

                           homoseksual  dan  memandang  mereka  sebagai  feminis  radikal.  Sebaliknya,

                           kelompok  lesbian  menyesalkan  sikap  kaum  feminis  moderat  yang  hanya
                           mengakui  heteroseksualitas  sebagai  satu-satunya  cara  alami  dalam

                           pengungkapan emosi dan hasrat  seksual  yang normal.  Kedua, waktu  tulisan-
                           tulisan tentang perempuan bermunculan pada tahun 1979-an, jurnal-jurnal kajian

                           wanita tidak ada yang menulis tentang lesbianisme. Ketiga, kaum lesbian sendiri

                           belum  mampu  mencapai  kesepakatan  tentang  definisi  lesbianisme.  Keempat,
                           kendala yang dihadapi pengkritik sastra lesbian. Disebabkan sikap antipati para

                           feminis dan masyarakat misogini, penulis lesbian terpaksa dalam bahasa yang
                           terselubung  serta  menggunakan  lambang-lambang,  disamping  menyensor

                           dirinya.
                        6.  Kritik  Sastra  Feminis-Etnik;  kritik  sastra  yang  digunakan  pengkritik  sastra

                           feminis-etnik yang ingin membuktikan keberadaan sekelompok penulis feminis-

                           etnik  beserta  karya-karyanya.  Mereka  berusaha  mendapat  pengakuan  bagi
                           penulis  wanita  etnik dan karyanya, baik  dalam kajian wanita maupun dalam

                           kanon sastra tradisional dan sastra feminis. Pengkritik sastra feminis-etnik juga
                           menyesalkan bahwa sejak munculnya kajian wanita dan kritik sastra feminis,

                           sampai akhir tahun 1970 penulis wanita etnik dan karyanya nyaris diabaikan atau

                           hanya  menempati  kedudukan  yang  marginal  atau  peripheral.  Mereka  merasa
                           sudah waktunya penulis wanita etnik beserta tulisannya diketahui, dilihat, dan

                           diperhatikan.
                             Dalam  penerapan  jenis-jenis  kritik  sastra  feminis  dapat  ditentukan

                        berdasarkan  kesesuaian  tema  cerita,  tokoh  dan  penokohan,  dan  amanat  yang

                        terkandung dalamnya. Selanjutnya digunakan pengkajian ginokritik yang khusus
                        mengkaji  tulisan  para  penulis  perempuan  untuk  menelaah  cara  mereka

                        menceritakan tokoh perempuan. Di samping itu, ginokritk menggali karya penulis
                        perempuan  dengan  konteks  yang  mendukung  para  penulis  perempuan  mampu







                                                                                                     27
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38